Sekelompok Muslim ekstrim pada Kamis lalu (23/9) menembaki dan memukuli belasan Kristen di distrik Gujrat, Provinsi Punjab. Tariq Gill yang dibebaskan dari tuduhan menghujat Al Quran pada tanggal 3 September 2009 tersebut ikut diserang, termasuk ayahnya Murad Gill, ibunya, dan beberapa penduduk Kristen lainnya.
Sekitar 40 orang ekstrimis tersebut, beberapa di antaranya menembaki keluarga Kalashnikovs di rumah mereka dan beberapa individu lainnya di jalanan, sementara yang lainnya mengayunkan kapak dan pentungan, memukul beberapa orang Kristen dengan sadis dan meninggalkan mereka begitu saja sampai mereka meninggal, kata Pastor Khan. Sejauh ini, ada 10 keluarga yang menjadi target serangan mereka.
Pada hari Kamis lalu itu (23/9), para penyerang itu merobek pakaian ibu Gill dan menyeret tubuhnya yang telanjang itu di jalanan, kata Pastor Khan. Keluarga Rashid Masih juga menjadi korban penyerangan tersebut. Saat ini, Masih dan anggota keluarganya dalam keadaan kritis, begitu juga Gill dan orangtuanya, dan beberapa mereka yang luka parah lainnya dibawa ke Rumah Sakit Aziz Bhatti di Gujrat, kata Pastor Khan.
Uskup Pervaiz, wakil direktur Dewan Interfaith Peace mengatakan bahwa kelompok ekstrimis tersebut dipimpin oleh dua orang anggota National Assembly, Meer Anjum dan Farasat Dar, kedua orang yang berkuasa di Sheikh Islam. Polisi Penyidik yang diketahui bernama Hafeez memberitahu para pemimpin Kristen di Pakistan bahwa anggota legislatif , ketiga politikus tersebut tidak bersalah.
Setelah menyatakan tiga politikus Muslim itu merupakan dalang di balik kejadian ini, Pastor Khan mengatakan bahwa penyerang itu sudah bersumpah untuk menyerbu Mohalla Kalupura seperti penyerangan di Gojra tahun 2009. Tanggal 1 Agustus 2009, sekelompok penyerbu itu membuat rumor yang tidak benar tentang penghujatan terhadap Al Quran dan menyarankan imam lokal untuk menyerang koloni Kristen di Gojra tersebut, membakar sedikitnya tujuh orang Kristen hidup-hidup, melukai 19 orang lainnya, dan menjarah lebih dari 100 rumah, 50 di antaranya dibakar. Korban yang meninggal itu, termasuk di antaranya para wanita dan anak-anak.
Uskup Pervaiz mengatakan bahwa penyerang di Gujrat mengancam membunuhnya, Pastor Khan (yang merupakan pimpinan dari Power of God’s Healing Ministry International Pakistan dan coordinator nasional Jesus Victory Gospel Assembly of Pakistan), dan Uskup Yashua John dan terus mencari keluarga Kristen untuk dibunuh. Kepolisian Lorry Adda, Inspektur Riaz Qaddar mengatakan di depan umum, “Tidak akan ada batu yang tidak akan terguling” mengibaratkannya dengan pelaku ekstrimis tersebut, tapi pemimpin Kristen di sana mengatakan dia menolak untuk bertindak. Selain dituduh menghujat, penyerangan yang terjadi juga diakibatkan karena terpilihnya politikus Kristen, yang dibunuh setelah beberapa hari dia terpilih, Yaqoob Masih, kata Uskup Pervaiz. Dia menambahkan kepolisian Lorry Adda tidak mengakui kasus pembunuhan waktu itu.
Pemimpin Kristen kemudian mendatangi Distrik Polisi Afzaal Kausar untuk mengajukan penyerangan itu dan mengirimkan beberapa aplikasi untuk menuntut kepada Hafeez, “Tapi dia tidak peduli untuk menonton video penyerangan yang kami ambil tersebut dan mengangkat bahu,” kata Pastor Khan. Dia juga mengatakan bahwa Hafeez mengakui kepada mereka bahwa Anjum, Dar, dan Islam adalah legislatif terhormat dan langsung mendeklarasikan mereka tidak bersalah.
Senin sore (27/9) Pastor Khan memimpin para unjuk rasa sejumlah 250 orang untuk datang ke Islamabad, meskipun ada ancaman bahwa mereka akan ditahan sebelum mereka keluar dari area. “Tapi tangan Tuhan yang Maha Kuasa menolong kami, dan kami dengan selamat tiba di Islamabad,” kata Pastor Khan. “Meskipun pemerintah melarang demonstrasi, kami berhasil masuk sebelum National Press Club Islamabad.”
Pastor Khan mengatakan bahwa dia sangat menyesali sedikit perhatian yang diberikan dunia, dia menambahkan bahwa para unjuk rasa tinggal di depan gedung semalaman untuk meminta keadilan. Tanggal 28 September mereka juga berunjuk rasa di depan Islamabad Parliament House. Kita doakan agar semua umat Kristen di dunia, khususnya di Pakistan mendapatkan keadilan, hidup dengan penuh kedamaian meskipun mendapatkan tantangan karena iman mereka kepada Tuhan Yesus.
Sumber : christianpost/lh3