Pemblokiran situs dengan konten porno di internet yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah mencapai 90 persen. "Masalah pemblokiran konten porno di internet sudah 90 persen terblokir," tegas Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Tifatul Sembiring, usai menghadiri Hari Bakti Pos dan Telekomunikasi di Bandung, Senin (27/9/2010).
Ia mengatakan, setiap operator atau pelayanan jasa internet melakukan "up date" sistem sebanyak tiga kali dalam sehari untuk memblokir konten porno. "Kalau kita memang ada posko pengaduan konten negatif di dunia maya untuk masyarakat, tapi untuk semua operator itu wajib melakukan “up date” sistem sebanyak tiga kali dalam sehari untuk memblokir situs porno," katanya.
Untuk ke depan, pihaknya akan melakukan inovasi-inovasi terbaru untuk memblokir situs porno di dunia maya seperti memberikan hadiah kepada masyarakat yang melaporkan adanya konten berbau porno di internet. "Kami akan terus melakukan pemblokiran konten porno dengan berbagi inovasi misalnya memberikan hadiah kepada warga yang melaporkan," ujar Tifatul.
Ia menambahkan, bahwa pelayanan jasa internet yang tidak melaksanakan pemblokiran terhadap situs porno akan langsung berurusan dengan kepolisian."Bagi semua pelayanan jasa internet, kami tegaskan wajib melaksanakan ini (pemblokiran), jika mereka tidak melakukannya maka berurusan dengan polisi nanti," kata Tifatul.
Sebelumnya Pemerintah Kota Depok memblokir situs-situs negatif di ratusan sekolah tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menegah Atas (SMA) sebagai bentuk program kampanye internet sehat. Soialisasi kampanye sehat sudah dilakukan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Depok sejak awal tahun 2010.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok Heri Pansila mengatakan setiap sekolah juga harus ketat melarang siswanya pergi ke warung internet pada jam belajar. “Karena itu kami terus gencarkan kampanye internet sehat, setidaknya kampanye ini dapat mengurangi keingintahuan anak muda ditambah dengan bekal agama, karena seluruhnya terkait sarana, yaitu memblokir, kurangi peluang yang ada, seluruh sekolah diblokir, tidak hanya di Depok, Bogor, saat ini Depok sudah berkurang 90 persen, tinggal 10 persen lagi,” jelasnya.
Salah satu varian vital memblokir perilaku cabul seperti ini adalah rumah ibadah, yang dapat menjadi rumah perubahan sebagai jawaban tantangan jaman serba canggih melalui instrumen internet yang siap membius setiap penggunanya. Berbagai kegiatan positif dan konstruktif dapat dilakukan yang dengan sendirinya meminimalisir keinginan melihat konten negatif di dunia maya.
Sumber : suaramedia.com/dpt