Setiap akhir pekan, Sterling Allan (gambar di depan tajuk berita, red) dan Cherri Allan memboyong empat anak mereka ke sebuah lahan seluas 36 hektar di pedalaman negara bagian Utah. Di lahan yang mereka beli sekitar setahun lalu ini mereka dan enam orang lain bertekad untuk memulai hidup ramah lingkungan dan membentuk komunitas baru bernama Safe Haven.
Kegiatan mereka setiap pekan adalah membangun rumah dari bahan alami seperti tanah, lumpur, serpihan pohon pinus untuk membuat tembok rumah. “Bagi sebagian besar dari kami, ini adalah impian hidup,” kata Sterling Allan. Proyek ini bukan hal baru. Berbagai komunitas di seluruh dunia dibentuk dengan berbagai tujuan. Kebanyakan di antara mereka bermaksud untuk membentuk komunitas baru dengan mengandalkan berbagai keahlian anggotanya.
Safe Haven sendiri terdiri dari berbagai professional seperti akuntan, agen rumah, peneliti energi alternatif, ahli penyembuhan, dan pengusaha. Keahlian mereka ini digunakan untuk keuntungan komunitas.
Mereka melakukan berbagai praktek ramah lingkungan mulai dari bangunan rumah ramah lingkungan, memasak dengan kompor matahari sampai berencana membuat kebun sayur dan buah-buahan sebagai sumber penghasilan. Rumah pertama yang berdiri dinamakan rumah musyawarah mengingat pentingnya pengambilan keputusan sebagai komunitas dengan banyak anggota dari latar belakang berbeda. Selama ini mereka selalu menggunakan pengambilan suara untuk mengambil keputusan.
Tekad mereka untuk melindungi alam termasuk tidak membunuh binatang yang mereka temui di lahan seperti ular, rusa dan menjaga gundukan rumah semut di dekat tenda makan siang mereka.
Renee Shaw, seorang anggota Safe Haven, menjelaskan bagaimana mereka memilih anggota baru dalam komunitas. Mereka menerima siapa saja yang suka kedamaian. Renee dan Sterling juga menjelaskan kalau mereka bukan kelompok hippies yang hidup anti-kemapanan, tidak ada poligami dan seks bebas di antara mereka bahkan di antara mereka cenderung punya pandangan politik yang konservatif.
Mereka berencana akan mulai pindah ke lahan ini dalam kurun waktu dua tahun mendatang dan sebagian besar dari mereka akan tetap melakukan pekerjaan sehari-hari mereka. Baik pulang pergi ke kantor atau bekerja dari rumah baru mereka.
Sumber : voanews/lh3