Semua wanita yang menjadi teman Yesus dan juga banyak wanita lainnya berharga bagi Tuhan. Apakah beberapa di antara mereka mengikuti Yesus karena berpikir mungkin Dia dapat dijadikan suami? Mungkin saja. Namun mereka pada akhirnya mengetahui takdir-Nya, tujuan-Nya dan menyadari bahwa persahabatan mereka hanya bisa sebatas teman, tidak lebih.
Saya percaya bahwa Yesus yang sepenuhnya adalah manusia dan juga Tuhan, memiliki keinginan untuk menikah sebagaimana kaum lajang pada umumnya. Dia menginginkan sebuah rumah, anak-anak, dan menjalani kehidupan-Nya sebagaimana saudara-saudara dan ayahnya menjalani kehidupan mereka di bumi ini. Namun jalan hidup yang ditempuhnya tidak menuntun-Nya untuk menjalani semua hal itu. Bagi beberapa di antara kita, Tuhan juga mengatakan hal yang sama. Entah Dia mengatakan tidak sekarang atau bahkan tidak akan pernah.
Jadi, apakah itu artinya kita tidak bisa berteman dengan lawan jenis karena kita tidak akan menikah? Tidak, bukan itu artinya. Namun hal ini berarti kita harus memahami batasan dan memiliki komunikasi. Saya percaya Yesus memiliki batasan yang jelas dengan semua orang yang ada di dalam hidup-Nya. Tidak hanya Dia harus mengkomunikasikan apa yang akan terjadi dalam hidup-Nya di masa yang akan datang, tapi juga hidup-Nya saat ini.
Saya percaya, dengan Maria Magdalena dan juga wanita lain yang menjadi pengikut-Nya, Ia harus berhati-hati untuk tidak sendirian, untuk melindungi pelayanan-Nya dan juga mereka. Saya percaya Ia harus berhati-hati terhadap sentuhan fisik, pelukan, ciuman, dll. Ketika Ia pergi ke rumah Maria dan Martha, Ia tidak pergi sendiri dan ia tahu mereka berdua sedang ada di rumah – dan sekali lagi, untuk berjaga-jaga. Sama seperti hari-hari ini, kita harus melindungi persahabatan kita. Kita harus menjaga hati kita. Kita harus mendoakan mereka.
Ingatlah, ketika kita terbuka kepada Tuhan dan pimpinan-Nya, kita akan terbuka kepada semua hubungan yang dibawa-Nya ke hadapan kita. Semua hubungan berawal dengan Tuhan dan untuk Tuhan.
Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena TUHAN, yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu. (Keluaran 34:14)
Ketika kita bertemu dengan orang baru, kita perlu berdoa terlebih dahulu untuk persahabatan itu. Apakah tujuan dari persahabatan ini? Apakah ini hanya sekedar teman, dimana berkat-berkat Tuhan akan datang secara alami atau apakah Tuhan menginginkan kita untuk menjadi teladan? Apakah Ia menginginkan Anda untuk membantu mereka terhubung dengan orang lain? Untuk pergi ke gereja atau pemahaman Alkitab, misalnya?
Ketika kita menolak untuk berteman dengan lawan jenis, kita akan kehilangan begitu banyak berkat dari Tuhan. Teman lawan jenis akan mengajar kita untuk mengenal satu sama lain, bagaimana agar dapat berkomunikasi dengan lebih baik dan bagaimana cara untuk peduli dengan lawan jenis. Ketika Anda berteman dengan lawan jenis, Anda belajar untuk mengasihi sahabat Anda apa adanya. Ya, terkadang hal ini akan menimbulkan benih-benih cinta – tapi jikapun tidak, Anda akan menikmati persahabatan yang luar biasa.
Saya senang bertemu dengan orang baru dalam hidup saya. Saya selalu berasumsi kalau mereka ‘bukanlah orangnya’ sehingga sayapun dapat menikmati persahabatan kami. Jika persahabatan ini mengarah ke arah percintaan, itu hal yang bagus. Tapi jikapun tidak, saya memiliki saudara di dalam kristus dengan siapa kami bisa menikmati hidup dalam kekekalan bersama.
Mulailah hari ini untuk berdoa dan meminta Tuhan mengungkapkan kebenarannya kepada Anda. Apa yang dikatakan Tuhan kepada Anda tentang pertemanan Anda dengan lawan jenis? Apakah ada seseorang di dalam hidup Anda yang Anda perlu jujur tentang perasaan Anda kepadanya? Apakah ada seseorang yang ingin Anda jadikan teman tapi Anda takut kalau ia ‘menyukai’ Anda? Apakah ada teman lawan jenis yang bisa membuat Anda gila dan Anda perlu belajar untuk mengasihi mereka di dalam Kristus? Selesai.
Sumber : crosswalk.com