Faith vs Worry

Kata Alkitab / 22 September 2010

Kalangan Sendiri

Faith vs Worry

Puji Astuti Official Writer
7887

Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. – Roma 5:5

Keselamatan saat kita lahir baru adalah pemberian yang kita terima secara cuma-cuma oleh karena kasih karunia Tuhan melalui iman kita di dalam Tuhan. Tuhan melakukan pekerjaan-Nya di dalam diri kita sesuai kehendak dan tujuan-Nya. Hari demi hari lambat laun kita diubahkan menjadi semakin serupa dengan Kristus. Kasih karunia (grace) yang awal ini adalah pemberian dari Tuhan yang tidak layak kita terima. Tetapi grace selanjutnya, yang diberikan untuk kita tetap mempertahankan keselamatan adalah: the power of the Holy Spirit to meet this evil tendency and all others fully, yaitu kuasa Roh Kudus yang memampukan kita untuk melakukan kehendak Tuhan dan melawan segala kecenderungan jahat dan hal-hal lain di dalam diri kita yang membuat kita tidak bisa mentaati firman.

Faith in the future grace is the missing ethical power to overcome rebellion and motivate obedience.

Kunci untuk menerima lebih lagi adalah percaya. Bagian yang seringkali sulit dilakukan orang Kristen adalah percaya. Saat Anda tidak percaya, Anda akan gagal menerima. Iman di dalam kasih karunia masa yang akan datang adalah kuasa etis yang hilang yang dibutuhkan untuk menaklukkan pemberontakan dan memotivasi ketaatan. Masalahnya bukan terletak pada hati yang tidak bersyukur atau kurang bersyukur, tetapi pada kurangnya iman di dalam kasih karunia Tuhan bagi kita di masa yang akan datang.

Iman terhadap kasih karunia di masa depan membuat Anda bisa bersyukur dan berterima kasih. Saat kita hidup dengan sikap hati bersyukur, secara tidak langsung kita juga hidup dalam kekudusan yang dipulihkan.

Dosa umat Israel, yang mengakibatkan malaikat maut membinasakan mereka, adalah bersungut-sungut (1 Korintus 10:10). Ketika kita bersungut-sungut, kita sebenarnya sedang mencobai Tuhan, mengusik dan memprovokasi-Nya. Tuhan hanya digerakkan oleh iman: iman kita di dalam janji-janjiNya. Tanpa iman kita tidak mungkin berkenan kepada Tuhan (Ibrani 11:6). Ketika kita bersungut-sungut, iman kita mati dan Tuhan tidak berkenan, akibatnya kita membatasi Tuhan. Padahal Tuhan ingin melakukan lebih lagi untuk kita, Dia mau menyembuhkan kita, melepaskan kita, memberkati kita. Tetapi kita membatasi-Nya dengan ketidakpercayaan kita.

Salah satu bentuk lain dari ketidakpercayaan adalah kekuatiran, yaitu kondisi hati dan pikiran yang cemas, resah, gelisah, yang mengakibatkan kita tidak bisa memiliki damai sejahtera. Kekuatiran membangkitkan banyak kondisi hati dan pikiran yang berdosa lainnya. Beberapa contoh sikap dan perbuatan berdosa yang penyebabnya adalah kekuatiran:
• Kekuatiran mengenai keuangan dapat membangkitkan keserakahan, ketamakan, sikap mengingini, menimbun atau mencuri.

• Kekuatiran mengenai pencapaian tujuan atau menyelesaikan tugas dapat membuat kita mudah tersinggung dan bersikap kasar.

• Kekuatiran mengenai hubungan-hubungan dengan orang lain dapat membuat kita menarik diri, cuek, atau tidak peduli mengenai orang lain.

• Kekuatiran mengenai tanggapan orang lain terhadap diri kita dapat membuat kita berbohong atau sengaja menutup-nutupi kenyataan.

Pada saat kita mengalahkan kekuatiran, banyak dosa yang bisa kita batalkan. Apa sebenarnya akar penyebab daripada kekuatiran?

Yesus berbicara panjang lebar mengenai hal kekuatiran di Matius 6:25-30. Dia berkata agar kita jangan kuatir atas hidup kita. Dia menggunakan ilustrasi burung di langit dan bunga di ladang untuk menjelaskan maksud-Nya. Kemudian di Matius 6:30 Dia berkata: "Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?

Dengan kata lain, di sini Yesus memberitahu kita bahwa kekuatiran disebabkan oleh kurangnya kepercayaan kita akan tersedianya kasih karunia Tuhan di masa yang akan datang. Sesungguhnya peperangan yang dialami orang Kristen adalah peperangan melawan ketidakpercayaan. Saat ketidakpercayaan menguasai hati kita, salah satu efek utamanya adalah kekuatiran, yang disebabkan oleh kegagalan kita untuk percaya sepenuhnya di dalam semua yang Tuhan telah janjikan bagi kita di dalam Yesus Kristus

To be continued

Sumber : Indri Gautama
Halaman :
1

Ikuti Kami