Tidak ada cara yang benar bagi pasangan yang sudah menikah untuk mengelola uang mereka. Namun ada banyak cara yang salah.
“Masalah keuangan menjadi alasan utama bagi 90 persen kasus perceraian yang saya tangani,” ujar John Thyden, seorang pengacara perceraian terkemuka di Washington, DC.
“Tapi bukan masalah jumlah uang yang dimiliki pasangan yang menjadi permasalahan utamanya, tapi perbedaan dalam kebiasaan mereka menggunakan uang dan terutama kurangnya komunikasi.”
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan. Ketika Anda membacanya, cobalah untuk mengadopsi kebiasaan dari pasangan yang paling bahagia.
1. Mengabaikan Hubungan
Tahukah Anda, terkadang masalah uang sebenarnya adalah tidak terpenuhinya kebutuhan akan perhatian dalam pernikahan Anda dibandingkan kondisi keuangan Anda (berikan perhatian yang lebih kepada pasangan Anda untuk menghindari pertengkaran mengenai hal yang sama). Ketika pasangan merasa diabaikan, mereka mungkin memiliki kecenderungan untuk melakukan pengeluaran yang tak perlu atau meniru kebiasaan konsumtif pasangannya sebagai cara membalas pasangannya untuk sebuah masalah yang lebih dalam. Temukan akar pertengkaran Anda dan cobalah analisa apakah masalah keuangan Anda sebenarnya adalah produk sampingan dari perasaan terluka. Kemudian, jika perlu, mulailah lakukan perombakan di dalam pernikahan Anda.
2. Cinta Itu Buta
Pada awal pernikahan, uang seringkali tidak menjadi masalah. Cinta dapat memabukkan, dan beberapa pasangan mengekpresikan perasaan mereka dengan melimpahi pasangannya dan melakukan pengeluaran yang cukup tinggi, pergi untuk menikmati liburan yang eksotis, dan upaya mahal lainnya (jangan lakukan kesalahan keuangan ini). Lalu kenyataanpun masuk dalam kehidupan pernikahan, dan pasangan ini mulai dikuatirkan dengan biaya sewa dan juga hipotek, anak-anak dan biaya hidup sehari-hari. Seorang perencana keuangan dapat membantu Anda kembali ke jalur keuangan Anda dan mengembangkan anggaran yang dapat menyehatkan kondisi keuangan Anda kembali. Ditambah lagi, tetapkan beberapa aturan keuangan yang harus diikuti sebagai pasangan suami istri.
3. Ketika Wanita Berperan Sebagai Pencari Nafkah
Pada pasangan yang memiliki penghasilan ganda hari-hari ini, ditemukan satu dari tiga wanita adalah pencari nafkah utama. Meskipun mendapatklan lebih banyak uang dapat mendatangkan manfaat, tapi juga menjadi tantangan peran gender tradisional. Sehingga para istri mungkin merasa bersalah karena mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang ibu dan para suami merasa mereka telah gagal menjadi pemimpin keluarga. Miliki pengeluaran yang seimbang dengan pasangan Anda sehingga Anda berdua berada di halaman yang sama.
4. Tidak Terjebak Dengan Kebiasaan Pengeluaran Pasangan Lain
Sangat mudah bagi sebuah pasangan untuk terjebak dan menjadi iri dengan kebiasaan pengeluaran pasangan lain dan merasa mereka juga perlu untuk hidup di atas kemampuan mereka hanya agar tidak terlihat berbeda. Bagaimanapun juga, cara-cara seperti ini bisa membawa Anda ke dalam utang dan mendatangkan stres dalam pernikahan. Lakukan beberapa penyesuaian dengan pasangan Anda dan bekerjasamalah untuk menepis rasa tidak aman ini.
5. Kurangnya Komunikasi Terbuka
Tidak tahu persis kemana larinya uang Anda setiap bulan dapat memicu kebencian. Miliki percakapan yang jujur dengan pasangan Anda sehingga Anda berdua dapat memecahkan masalah pengeluaran uang dalam rumah tangga Anda. Diskusikan prioritas Anda dan putuskan bersama-sama jika Anda perlu mengurangi atau menambah anggaran untuk kategori tertentu.
Sumber : saidaonline