Pendahulu Pelayanan Northern Irish First, yang sekarang dipegang oleh Lord Bannside, mencap kunjungan ‘omong kosong’ pada kunjungan yang dilakukan oleh Paus ke Inggris. Ditambah lagi, setiap orang yang ingin menghadiri pertemuan massa di Glasgow, diharuskan membayar tiket yang cukup mahal yaitu seharga ₤20 atau sekitar Rp 240 ribu.
Dia mengatakan bahwa Ratu seharusnya tidak usah bertemu uskup tersebut, dalam kunjungan pertamanya ke daerah Inggris dan menyalahkan Gordon Brown yang memberikan saran yang buruk.
Rev Paisley (84), pendiri dari Gereja Presbiterian Ulster tahun 1951 tersebut mengatakan, “Saya tidak ingin berkat darinya dan saya hendak menjaga jarak sejauh yang saya bisa. Keseluruhan hal ini semuanya omong kosong.” katanya ketika ditanya tentang kunjungan sang paus. Kemudian dia menambahkan, “Saya baru saja tahu bahwa dalam website mereka jika Anda membayar ₤25 (sekitar Rp 350 ribu) maka Anda akan keluar dari api penyucian lebih cepat.”
“Tidak ada seorangpun yang dapat menghapuskan dosa-dosa kecuali Tuhan yang Maha Kuasa dan apa yang telah Yesus katakan ialah semuanya tanpa uang ataupun harga. Saya datang dari Ballymena, tempat yang seharusnya tempat yang kejam, tapi saya percaya Injil tanpa uang dan tanpa harga.”
Ketika ditanya mengenai keterlibatan Ratu, dia menyalahkan Mr. Brown, Perdana Menteri sebelumnya. “Hal ini kesalahan yang dia lakukan,” kata Rev. Paisley. “Dia tidak punya hak untuk memberitahu Ratu bahwa dia seharusnya bertemu Uskup dan jika saya menjadi Perdana Menteri maka hal ini tidak akan terjadi.”
Ketika ditanya tentang skandal pelecehan anak, dia menambahkan, “Cobaan itu datangnya dari Gereja Katolik Roma dan Uskup untuk merahasiakannya. Dia hendak menemui orang-orang ini secara rahasia, kami katakan, dan tidak membicarakannya secara umum mengenai ‘hal yang sangat umum’ ini.” Protes ini dilakukan oleh Paisley dengan menggunakan spanduk bertuliskan, “Free Presbyterian Church of Ulster mengingat reformasi yang dibenarkan.”
Kejadian ini dinaungi oleh Dewan Inggris Gereja-Gereja Kristen Protestan dimana Rev. Paisley merupakan ketuanya. Para pelayan ini berjalan dari tempat dimana banyak para martir yang meninggal karena mempertahankan iman Kristen Protestan mereka di Edinburgh, mereka bernyanyi dan berdoa.
Sumber : telegraph/lh3