Tulisan Kolonel Penerbang Adjie Suradji di Kompas, 6 September 2010 yang bertajuk “Pimpinan, Keberanian, dan Perubahan” memicu polemik di masyarakat. Dalam tulisannya tersebut, Adjie mengkritik penanganan kasus korupsi di Indonesia selama masa pemerintahan SBY. Tulisan ini langsung mendapat reaksi dari Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso di Jakarta, Selasa (7/9).
Panglima menyatakan Kolonel Adjie telah melakukan pelanggaran etika karena mengkritik SBY dengan memakai status anggota TNI. Panglima meminta kepada Kepala Staf TNI Angkatan Udara untuk mengambil langkah-langkah pembinaan terhadap Kolonel Adjie.
Di sisi lain, peneliti LIPI Ikrar Nusa Bakti menganggap TNI terlalu berlebihan dalam memberikan sanksi kepada Adjie. Kritikan yang ditulis Adjie, menurut Ikrar, hanya merupakan bentuk ketidakpuasan seorang anggota masyarakat yang kebetulan merupakan seorang anggota TNI AU. Opini Adjie sendiri bukanlah langkah untuk menjatuhkan pemerintahan.
Pernyataan SBY pun muncul pada hari Selasa (7/9). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa dirinya tidak anti terhadap kritik, namun meminta kritik itu disampaikan secara proporsional. Pernyataan ini disampaikannya di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor.
Presiden SBY pun mengingatkan kepada pengkritik untuk berbuat kebaikan terhadap orang lain. Ia menyatakan ajakan itu dilakukannya selaku pemimpin yang mengajak berbuat kebaikan. Ia menyatakan dirinya terpilih sebagai presiden selama dua periode merupakan amanah. Kepala Negara juga menegaskan agar jangan saling mengecam, mengkritik, dan melecehkan orang lain. Sebuah kekompakan akan memperlancar pembangunan bangsa. “Kalau kita makin kompak, makin bersatu memberi dukungan kepada yang mengembang tugasnya maka pembangunan di negeri ini akan berjalan lebih baik,” jelasnya.
Sumber : metrotvnews/lh3