Di tengah memanasnya situasi antara Indonesia dan Malaysia dan kontroversi pidato SBY yang mengecewakan banyak pihak, Kajian Lembaga Survei Indonesia menunjukkan tingkat popularitas Presiden SBY semakin menurun dalam setahun terakhir sampai 19%. Pada bulan Juli 2009 tingkat kepuasan terhadap SBY pada posisi 85% sedangkan Agustus 2010 hanya 66%.
Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Kuskrido Ambardi, penurunan itu disebabkan antara lain tidak adanya kebijakan SBY yang signifikan. Penurunan ini juga dinilai cukup drastis karena terjadi begitu konsiste dari waktu ke waktu, apalagi jika dilihat dari segi politik SBY selama ini bertengger di posisi 75% sampai 80%. Hal ini menunjukkan dalam satu tahun terakhir tidak banyak prestasi atau kebijakan Presiden yang dianggap penting dan memuaskan.
Max Sopacua selaku Wakil Ketua Umum Partai Demokrat menilai survei tersebut sangat dipengaruhi oleh media massa yang banyak menyoroti kekurangan pemerintahan SBY dan bukannya kebijakan pemerintah yang ada selama ini.
“Opini masyarakat ini atau masyarakat yang dibuat survei adalah mereka yang terkontaminasi dengan berbagai pemberitaan media massa dimana pemberitaan pengamat dan tokoh politik yang berseberangan dengan pemerintah bisa jadi lebih sering frekuensinya daripada yang pro pemerintah,” ujar Max dengan tegas.
Kekecewaan yang sangat mendalam terhadap pemerintahan SBY terjadi karena dalam berbagai kesempatan tampak jelas tidak adanya ketegasan presiden dalam berbagai kebijakan pemerintah. Pengamat politik menilai adanya penurunan tingkat kepuasan terhadap SBY ini terkait dengan gaya kepemimpinan presiden belakangan ini.
“Contohnya presiden tampaknya lebih kuatir dengan naik turunnya harga saham ketimbang naik turunnya harga beras. Kalau harga beras naik dikatakan lumrah karena menjelang Ramadhan atau Lebaran. Dan hal itu menunjukkan presiden kurang mempedulikan rakyat kecil,” ujar Ikrar Nusa Bhakti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoensia.
“Ditambah lagi kasus persoalan perbatasan dengan Malaysia, masyarakat sangat kecewa dengan pemerintahan SBY yang tidak tegas. Rakyat Indonesia sebenarnya bukannya ingin berperang dengan Malaysia tapi harus dilakukan diplomasi yang tegas terhadap Malaysia,” jelas Ikrar.
Survei ini dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia pada bulan Agustus 2010 dan melibatkan 1.800 responden di Indonesia. Semoga saja hasil survei ini bukannya menjadi ajang pembenaran diri pemerintahan SBY melainkan momen yang tepat untuk melakukan pembenahan diri dan menghasilkan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat dan berdampak pada perbaikan kesejahteraan rakyat kecil.
Sumber : bbc