Budaya utang ternyata tengah menjalari pemerintah Indonesia saat ini. Dalam tengah tahun pertama tahun ini terhitung sejak Januari hingga 30 Juli 2010, pemerintah telah menandatangani 20 pinjaman baru yang terdiri dari 8 pinjaman program dan 12 pinjaman proyek.
Data ini dihimpun oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan yang menyebutkan bahwa 8 pinjaman proyek berasal dari Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA), Badan Pembangunan Prancis (AFD), dan The International Bank for Reconstruction and Development (IBRD).
Rincian 8 pinjaman program itu adalah pinjaman untuk Program Local Government Decentralization Project dari IBRD sebesar 220 juta dolar AS ditandatangani 15 Januari 2010. Pinjaman untuk Indonesia Infrastructure Finance Facility sebesar 100 juta dolar AS ditandatangani 15 Januari 2010.
Development Policy Loan (VI) dari JICA yang ditandatangani pada 19 Maret 2010 sebesar 9,00 miliar Yen. Pinjaman untuk Program Third National Program Community Empowerement Rural dari IBRD sebesar 785 juta dolar AS ditandatangani 9 April 2010. Pinjaman Climate Change Program Loan III dari AFD Perancis sebesar 300 juta dolar AS ditandatangani 17 Juni 2010.
Selain itu, pinjaman Add Financial BOS KITA-School Operation dari IBRD sebesar 500 juta dolar AS ditandatangani 23 Juni 2010. Pinjaman untuk Indonesia Climate Change Development dari IBRD ditandatangani 23 juni 2010 sebesar 200 juta dolar AS. Dan terakhir pinjaman untuk Climate Change Program Loan III dari JICA sebesar 27,195 miliar Yen yang juga ditandatangani 23 Juni 2010.
Sementara itu 12 pinjaman proyek terdiri dari pinjaman untuk Indonesia Infrastructure Finance Facility dari ADB sebesar 100 juta dolar AS ditandatangani pada 20 Januari 2010.
Di bulan Maret ada pinjaman untuk Paiton Steam Power Plant dari JBIC sebesar 4,21 miliar Yen ditandatangani pada 26 Maret 2010. Pinjaman untuk Saguling Electricity Power Rehabilitation dari JBIC sebesar 1,30 miliar Yen ditandatangani 26 Maret 2010. Pinjaman proyek lainnya adalah pinjaman untuk Regular Solid Waste Management dari JICA sebesar 3,54 miliar Yen ditandatangani 30 Maret 2010.
Pinjaman untuk Third National Program Community Empowerement Urban dari IBRD sebesar 149,98 juta dolar AS ditandatangani 9 april 2010. Pinjaman untuk Java-Sumatra Interconnection Transmition (I) sebesar 36,994 miliar Yen ditandatangani 30 April 2010.
Selain itu pinjaman untuk Java-Bali Distribution Improvement Project dari AFD Perancis sebesar 50 juta dolar AS ditandatangani 3 Juni 2010. Pinjaman untuk 30 unit Airport Rescue and Fire dari Ing Bank Amsterdam Belanda sebesar 13,49 juta Euro ditandatangani pada 11 juni 2010. Pinjaman untuk Java-Bali Electricity Distribution dari ADB sebesar 50 juta dolar AS ditandatangani 22 Juni 2010.
Dua pinjaman proyek terakhir untuk Peningkatan Capacity Building Program Lemhanas dari Fortis Bank Spanyol dan institusi lain di Spanyol masing-masing sebesar 3,695 juta Euro ditandatangani 8 Juli 2010 dan 26 Juli 2010.
Dan ternyata pinjaman tersebut tidak termasuk pinjaman untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk keperluan pertahanan dan keamanan dan Polri.
Dengan utang yang semakin membengkak seperti ini, kira-kira bagaimana rencana pemerintah untuk melunasinya. Karena dampak utang-utang luar negeri ini belum akan terasa saat ini tapi nanti pada masa pemerintahan selanjutnya atau bahkan anak cucu kita nanti. Sungguh tak bijak mewarisi generasi mendatang bangsa ini dengan utang.
Sumber : yahoonews