Ditemukan Indikasi Malaysia Babat Hutan Indonesia

Nasional / 26 August 2010

Kalangan Sendiri

Ditemukan Indikasi Malaysia Babat Hutan Indonesia

Lestari99 Official Writer
3198

Malaysia memang negara tetangga yang akhir-akhir ini telah menimbulkan sentimen di kalangan masyarakat Indonesia. Masalah perbatasan menjadi salah satu hal yang selalu memicu konflik antara Indonesia dan Malaysia.

Setelah beberapa waktu lalu Malaysia menangkap petugas kelautan di perairan Indonesia yang diakui Malaysia sebagai wilayah perairannya, Menteri Negara Lingkungan Hidup (Meneg LH) Gusti Mohammad Hatta mencurigai salah satu perusahaan Malaysia melakukan perambahan hutan di perbatasan Kalimantan Barat dengan negeri Jiran tersebut.

Kecurigaan ini berawal ketika Gusti yang juga mantan Pembantu Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin ini melakukan inspeksi dan pemantauan hutan dari udara yang dilakukannya sekitar tiga bulan yang lalu. Gusti tercengang ketika melihat jalan yang berkelok-kelok di tengah hutan yang berstatus hutan lindung tersebut. Informasi yang diperolehnya menunjukkan bahwa penebangan itu dilakukan oleh perusahaan Malaysia.

Sampai saat ini Gusti tidak mau mengungkapkan nama perusahaan yang membabat hutan di wilayah Indonesia tersebut. Hal ini dikarenakan data detail tentang perusahaan tersebut sedang diburu jajaran Kementerian Kehutanan. Lebih lanjut Hatta juga menduga kerusakan hutan di beberapa daerah perbatasan khususnya di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat dilakukan perusahaan asing dari negara Jiran tersebut.

Saat disinggung kemungkinan adanya keterlibatan oknum aparat di wilayah perbatasan, dengan diplomatis Gusti menjawab jika tidak ada izin masuk dari petugas, perusahaan tersebut tidak bisa masuk ke wilayah Indonesia.

“Logikanya mana mungkin perusahaan asing bisa masuk kalau tidak ada izin dari petugas,” cetusnya.

Ilyas Asad selaku Deputi V bidang penataan Kementerian Negara menambahkan perambahan hutan di Kalimantan Barat dan beberapa daerah perbatasan tersebut dilakukan oleh perusahaan yang berskala besar. Pasalnya, jalan yang dibuat di dalam hutan tersebut jaraknya sangat jauh. Sehingga tidak mungkin jalur tersebut dibuat dengan alat manual yang dimiliki masyarakat sekitar. Selain itu, pohon yang ditebang juga jumlahnya banyak.

“Kalau masyarakat sekitar paling menebangnya tiga pohon saja, dan tidak mungkin membuat jalan yang cukup bagus di tengah hutan,” paparnya.

Kalau memang kondisi ini benar adanya, pemerintah sekali lagi dituntut untuk mengambil tindakan dan langkah praktis yang tegas terhadap Malaysia. Semakin lama pemerintah ‘bersabar’ dan berdiam diri, semakin nyata langkah-langkah Malaysia mengklaim wilayah negara kita sebagai milik mereka.

Sumber : yahoonews
Halaman :
1

Ikuti Kami