Sebuah studi baru menunjukkan pendeta cenderung mengabaikan kesehatan mereka sendiri karena mereka terlalu sibuk mengurusi kebutuhan orang lain.
Peneliti dari Duke University membandingkan para pendeta di United Methodist dengan penduduk di Carolina utara.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di The New York Times, pendeta memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita obesitas, tekanan darah tinggi, arthritis dan diabetes.
“Ada seorang pendeta dalam kelompok studi kami yang tidak pernah berlibur selama 18 tahun,” ujar Rae Jean Proeschold-Bell, asisten profesor penelitian kesehatan di Duke University yang memimpin salah satu penelitian, kepada New York Times.
“Para hamba Tuhan ini cenderung dikendalikan oleh rasa kewajibannya kepada Tuhan untuk memenuhi setiap permintaan bantuan yang datang dari setiap orang, dan mereka dipanggil hampir setiap saat, 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu,” ujar Rae Jean menjelaskan.
Beberapa denominasi gereja mencoba mengatasi masalah ini dengan berinisiatif menawarkan cuti bagi para hamba Tuhan demi kesehatan mereka.
Bahkan para pemimpin Yahudi mendesak para rabbi untuk mengambil cuti panjang, New York Times melaporkan.
“kami saat ini merekomendasikan cuti selama tiga samai empat bulan dalam tiga atau empat tahun,” ujar Rabbi Joel Meyers, mantan wakil presiden eksekutif dari Rabbinical Assembly, yang juga dikenal sebagai Asosiasi Internasional Rabbi Konservatif.
“Ada keprihatian yang mendalam mengenai stres dalam masalah ini,” tambahnya. Para hamba Tuhan masa kini dituntut tidak hanya untuk mengayomi jemaat dan menjadi pembimbing rohani, namun mereka juga tidak pernah diizinkan keluar kota jika ada jemaat yang meninggal. Bahkan harus membalas langsung setiap email yang masuk.
Melayani adalah panggilan setiap orang Kristen dan terlebih hamba Tuhan. Namun tidak berati hal ini harus mengorbankan kesehatan yang adalah tubuh jasmani yang juga menjadi bait Tuhan.
Sumber : cbn.com