Meragukan Tuhan

Kata Alkitab / 13 August 2010

Kalangan Sendiri

Meragukan Tuhan

Lestari99 Official Writer
7296

Ketika sedang melakukan latihan berat, sangat bijaksana jika Anda menjaga kepala Anda tetap di atas jantung sehingga otak Anda akan semakin banyak dialiri aliran darah yang kaya oksigen. Saya menemukan bahwa prinsip ini juga berlaku di area lain dalam kehidupan kita. Jika kita membuat keputusan besar dipandu hati tanpa melibatkan pikiran, maka kita dapat bertindak tidak bijaksana.

Satu pengecualian untuk aturan ini adalah ketika kita berbicara tentang iman. Pada saat saya mulai merenungkan beberapa kisah, janji dan prinsip Alkitab dari perspektif manusia, seringkali keraguan mulai merayap masuk ke dalam pikiran saya. Coba bayangkan hal ini: air berubah menjadi anggur, orang banyak diberi makan hanya dengan lima potong roti dan dua ekor ikan, laut terbelah sehingga orang bisa menyeberanginya tanpa perlu belajar berenang dulu, anak kecil membunuh raksasa, orang mati bangkit dan hidup kembali... ayolah! Semua kisah ini bagaikan cerita novel fiksi.

Untungnya Tuhan tahu apa yang saya pikirkan dan keraguan yang saya alami (seperti yang dialami oleh Thomas) tapi Dia tetap mengasihi saya. Ketika pikiran saya mulai menyusuri jalan-jalan keraguan, saya justru mempertanyakan hal yang sebaliknya. Dapatkah saya percaya bahwa Yesus adalah seorang pembohong? Mungkinkah Tuhan itu tidak ada atau tidak setia? Apakah tidak ada rancangan dalam hidup saya... dalam hidup setiap orang? Ketika saya mati, apakah itu akhir dari semuanya?

Nah, bila Anda merenungkan pertanyaan ini maka Anda akan menemukan bahwa jawabannya adalah TIDAK! Saya hanya tidak percaya bahwa kita ada di dunia ini begitu saja dan berjuang sendiri hingga akhirnya berubah menjadi debu. Saya sudah terlalu banyak mengalami pertemuan yang spektakuler dan tak terbantahkan antara saya dengan Tuhan sehingga saya tidak bisa berhenti untuk percaya. Ada kalanya baik saya sedang percaya atau tidak, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu kembali menjadi jelas bahwa SAYA PERCAYA.

Amsal 3:5
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.

Tapi kenapa iman saya begitu lemah? Saya suka untuk berpikir bahwa hal itu dikarenakan pikiran saya yang terlalu kuat, tapi tentu saja bukan itu alasannya. Saya sering jatuh dalam pertanyaan, “Apa yang sudah Tuhan lakukan buat saya akhir-akhir ini”. Saya perlu sering diingatkan bahwa Tuhan selalu bersama saya, tapi saya sering lupa untuk melakukan bagian saya; mencari wajah-Nya. Saya menjalani kehidupan yang penuh dengan kesibukan, lalu tiba-tiba saya menyadari kebutuhan akan kenyamanan, kedamaian, perlindungan dan istirahat lalu bertanya-tanya kenapa saya tidak mendapatkannya.

Matius 14:31 mengatakan, “...Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” Meskipun Tuhan telah membuktikan dirinya kepada saya berkali-kali, Tuhan benar-benar ada di atas perahu bersama-sama dengan murid-murid-Nya yang bebal. Lemahnya iman saya terkadang mengherankan diri saya sendiri.

Iman perlu dilatih dan dipelihara agar menjadi kuat. Iman harus terus dipelihara baik di saat senang maupun di tengah kesibukan, tidak hanya ketika kita sedang tertekan dan putus asa.

Jika Anda mulai meragukan kasih Tuhan, janji-Nya, kesetiaan-Nya, atau bahkan keberadaan-Nya, cobalah untuk membayangkan bagaimana jadinya jika semua itu memang palsu. Dapatkah kita tetap berdiri tegak? Saya tidak bisa melakukannya, apakah Anda bisa? Jadi singkirkan semua jalan keraguan dan kebimbangan dan berbaliklah kepada jalan iman, lalu tinggallah diam. Saatnya untuk berubah dan menjaga hati Anda (dan roh Anda) di atas pikiran Anda. Anda tidak selalu dapat melihat apa yang telah dilakukan-Nya bagi Anda akhir-akhir ini, tapi apa yang pernah dilakukan-Nya sekali dan untuk semua adalah dasar yang tak dapat disangkal untuk membangun iman yang teguh.

Sumber : Diane Markins

Sumber : Diane Markins
Halaman :
1

Ikuti Kami