Cina dan Indonesia memang masih dalam satu kawasan Asia. Tapi dari segi pertumbuhan ekonomi, Indonesia jauh tertinggal. Cina saat ini bahkan telah mengambil alih posisi Amerika Serikat sebagai konsumen energi terboros dunia. Polusi pun menjadi salah satu masalah utama negeri ini. Terutama solusi yang ditimbulkan akibat kemacetan di jalan raya. Kalau bicara soal macet, tak jauh beda dengan Indonesia bukan? Tapi Cina memiliki sebuah ide brilian untuk mengatasi masalah kemacetan ini.
Perusahaan Shenzen Huashi Future Parking Equipment tengah mengembangkan bis 3 dimensi yang dikenal dengan nama “3D Express Coach”. Bis ini bentuknya bertingkat mirip kereta tapi kereta yang berjalan di atas jalan raya yang sudah ada dengan tambahan rel khusus. Sehingga ketika berjalan seperti melayang di udara dan menjadi salah satu solusi gaya hidup hijau dengan mengurangi polusi sekaligus mengatasi kemacetan. Bis ini juga ramah lingkungan karena tidak perlu menggeser bangunan serta memperlebar jalan. Kehadiran bis model baru ini nantinya akan menjadi salah satu skema masa depan negeri tirai bambu tersebut.
Bis yang penuh inovatif ini pertama kali diperkenalkan ke publik dalam Beijing International Hightech Expo bulan Mei lalu. Lebarnya mencapai 6 meter dan menggunakan bahan bakar dengan kombinasi energi listrik dan energi matahari. Tingginya sekitar 4-4,5 meter dan terdiri dari dua bagian yaitu bagian bawah yang merupakan sebuah lorong dan bisa dilewati oleh kendaraan dengan tinggi maksimum 2 meter dan bagian atas yang merupakan tempat penumpang. Jumlah penumpang yang mampu diangkutnya juga cukup fantastis, sekitar 1200 sampai 1400 penumpang dengan kecepatan 60 km/jam.
Di bagian bawah terdapat beberapa sensor seperti sensor untuk memberitahu mobil lain bila terlalu dekat dengan dinding bis dan juga sensor di bagian belakang untuk memberitahu mobil di belakang apabila ketinggian melebihi tinggi lorong bis sehingga pengemudi di belakang tidak akan masuk ke dalamnya. Proyek inipun bukan lagi proyek impian karena akan dimulai pembangunannya pada akhir 2010 mendatang. Proyek ini akan diuji coba perdana di Mentougou, Beijing.
Secara matematis, proyek ini diperkirakan akan menelan biaya 500 juta yuan (sekitar Rp 660 miliar) untuk bis dan sebuah rel sepanjang 40 km. Jumlahnya memang besar tapi sebenarnya sangat murah karena total biaya ini hanya 10 persen dari total biaya pembuatan subway. Keberadaan bis ini juga bisa mengurangi kemacetan sekitar 20-30%. Ide yang sangat brilian dan mampu menjadi solusi bagi kemacetan di ibukota. Bagaimana dengan Indonesia?
Sumber : Berbagai Sumber