Sebuah doa umum yang dipimpin bergantian oleh seorang uskup Katolik, pendeta Protestan, dan seorang ulama muslim membuka acara pidato kenegaraan pertama Presiden Filipina baru terpilih Benigno Aquino lll.
Selama kampanye, Paquino berjanji untuk mengakhiri kemiskinan dengan pertama kali memberantas tindakan korupsi di negara tersebut.
Sesuai dengan tema pidato yang diangkat, Aquino pun memfokuskan pembicaraannya kepada tindakan penyalahgunaan dana negara yang diduga dilakukan oleh pemerintahan mantan Presiden Gloria Arroyo.
"Sekarang adalah waktu untuk mengakhiri pemborosan pejabat pemerintah dan menghambur-hamburkan uang rakyat," kata Aquino.
Komisi Kebenaran
Benigno Aquino lll mengaku terkejut ketika mengetahui bahwa administrasi sebelumnya sudah menghabiskan 94 persen dari anggaran negara yang berjumlah $ 33.000.000.000 Kini, yang tersisa untuk tahun fiskal paruh kedua hanya tinggal $ 2.000.000.000.
Anak dari Corazon Aquino itu mengatakan ia percaya kemitraan dengan sektor publik dan swasta adalah salah satu cara membantu mengatasi kekurangan anggaran. Dalam waktu dekat, ia akan membentuk Komisi Kebenaran untuk menyelidiki korupsi pemerintah.
"Kami akan menangkap orang-orang yang menghabiskan keuangan. Kami juga akan menahan para pejabat yang korup sebagai bentuk pertanggungjawaban atas tindakan yang mereka lakukan," ujar Aquino. "Kami akan mencari kebenaran dugaan kesalahan yang dilakukan dalam sembilan tahun terakhir."
Beberapa jam sebelum acara pidato kenegaraan Benigno Aquino III, ribuan demonstran dari berbagai elemen masyarakat berkumpul di Manila.
Mereka ingin memastikan presiden baru mereka menepati janji-janjinya untuk memberantas korupsi dan mengakhiri kemiskinan di negara tersebut. Tiga puluh tiga persen dari 92 juta penduduk negara hidup di bawah tingkat kemiskinan.
Allah Harus Menyelamatkan
Adapun maksud acara pidato kenegaraan kali ini adalah untuk memberi harapan kepada rakyat Filipina yang kondisi negaranya memang sedang dalam kondisi memprihatinkan.
Dalam kesempatan tersebut, Aquino memberikan pengakuan bahwa pemerintahannya memiliki keterbatasan pada apa yang dapat dilakukan. Oleh karenanya, ia mengajak seluruh rakyat untuk melihat kekuatan yang lebih tinggi yang dapat membantu memecahkan masalah mereka.
"Keyakinan saya adalah bahwa nasib kita ada di tangan Allah dan kita sendiri," katanya. "Sementara fokus pada semangat hidup sebagai sesama manusia, saya memiliki iman yang tak tergoyahkan bahwa Allah Yang Mahakuasa akan memberi kita berkat dan dukungan."
"Jika kita tetap teguh dalam keyakinan bahwa Allah di pihak kita," katanya, "adakah sesuatu yang mustahil yang tidak dapat tidak dicapai?" pungkasnya.
Benar sekali pak Presiden, bila Allah sudah bersama kita maka segala sesuatu pasti bisa kita lakukan. Dua jempol tangan untuk iman Anda. Filipina pasti bisa keluar dari setiap permasalahan yang ada, begitu juga dengan Indonesia. Amin.
Sumber : cbn.com