Apakah perang di Timur Tengah akan terjadi musim panas ini? Pertanyaan inilah yang berkecamuk di pikiran banyak orang akhir-akhir ini.
Israel baru-baru ini mengadakan latihan perang terbesar dalam sejarah nasional untuk mempersiapkan kemungkinan terjadinya perang – pemikiran yang tak pernah jauh dari pikiran dan pembicaraan sebagian besar orang Israel.
“Kami membahas fakta yang ada dan berharap bahwa perang itu tidak akan pernah terjadi. Dan apa yang akan kami lakukan jika perang itu benar-benar terjadi sungguh suatu bayangan yang mengerikan,” ujar salah seorang warga.
Ancaman sedang mengelilingi Israel saat ini. Ada rudal cepat di Suriah, dan terdapat 5.000 roket di tangan Hamas di perbatasan selatan Israel, meskipun ada usaha untuk memblokade laut agar senjata-senjata itu tidak masuk ke perbatasan. Dan di utara, saat ini Hizbullah diperkirakan memiliki lebih dari 40.000 roket yang ditujukan pada negara Yahudi tersebut.
Selama perang Libanon kedua di tahun 2006, sebagian besar roket Hizbullah hanya bisa mencapai sekitar kota Tiberias di danau Galilea. Namun saat ini, ahli intelijen memperingatkan roket Hizbullah bisa mencapai tempat manapun di Israel.
Ada juga dua negara yang cukup berbahaya bagi Israel. Turki – sekutu terdekat Israel di wilayah ini – sepertinya sekarang telah menjadi musuh dan Iran semakin dekat dengan kemungkinan penyelesaian proyek nuklir mereka.
“Saya pikir ancaman terbesar tetaplah Iran,” ujar pensiunan Jenderal Israel Yaakov Amidror, menambahkan bahwa negara tersebut masih memiliki kekuatan di balik sebagian besar ancaman yang dihadapi Israel.
“Bukan hanya karena nuklir yang dimilikinya, tapi kenyataan bahwa Iran berada di belakang Hizbullah. Dan Iran ada di belakang Hamas dengan cara yang sama,” ujar Amidror. “Iran telah membantu Suriah da nhanya dengan menetralisir Iran, Israel bisa memiliki keamanan yang cukup.”
Tetapi dapatkah Israel menghilangkan atau secara signifikan memperlambat program nuklir Iran dengan kekuatannya sendiri?
“Israel harus siap berunding dengan Iran. Berapa lama waktu yang dibutuhkan jika keputusan akhir diambil, ini adalah sebuah tanda tanya yang besar,” tambah Amidror. “Mengenal rekan-rekan saya di militer, saya yakin Israel sepenuhnya siap ketika pemerintah akan membuat keputusan.”
Sumber : cbn.com / LEP