Cinta Tak Bersyarat Menyehatkan Manusia

Psikologi / 20 July 2010

Kalangan Sendiri

Cinta Tak Bersyarat Menyehatkan Manusia

Budhi Marpaung Official Writer
5992

Setiap orang pasti ingin dicintai oleh orang lain. Tidak ada satu manusia pun yang menginginkan dirinya diperlakukan kasar oleh orang lain. Cinta adalah kebutuhan seperti makanan, pakaian, dan rumah yang harus dipenuhi di dalam diri seseorang. Bila tidak, maka orang tersebut akan menjadi “monster” dan membawa pengaruh buruk bagi lingkungan sekitar.

Namun, dalam kenyataan, kita sering menemukan banyak orang yang sudah mendapatkan cinta dari orang lain, tetapi justru hidupnya merasa tertekan atau tidak bahagia? Apakah cinta dapat membuat efek negatif bagi diri manusia? Jawabannya karena cinta yang mereka dapatkan seringkali bersyarat.

Seorang ayah atau ibu akan sangat menyayangi anak-anaknya jika anak-anaknya tersebut menjadi siswa berprestasi di sekolah atau memiliki keahlian dalam bidang tertentu. Hadiah demi hadiah akan mereka berikan bila buah hatinya membawa pulang piala atau mendapatkan medali dari suatu ajang kompetisi tertentu. Apabila anak-anak mereka kalah atau rangkingnya jeblok di sekolah, maka omelan dan kata-kata kasar akan dikeluarkan oleh orang tua.

Tidak jauh berbeda pemandangan tersebut dengan hubungan sepasang suami-istri. Seorang suami akan sangat menyayangi istri jika istrinya terampil dan telaten mengurus dirinya dan juga rumah mereka. Begitu pun juga istri, ia akan sangat mencintai sang suami apabila suaminya mendapatkan banyak uang atau memiliki karir yang bagus sehingga membuat keluarga mereka menjadi terpandang di lingkungan sekitar.

Ada begitu banyak contoh cinta bersyarat yang bisa kita lihat di dunia ini dan sangat berpotensi merusak kehidupan seseorang. Seorang psikolog terkenal, Erich Fromm dalam bukunya yang berjudul The Art of Loving menulis, “orang yang dicintai karena alasan pantas atau dianggap berhak menerima cinta selalu menimbulkan keraguan: mungkin saya tak dapat membahagiakan orang yang saya inginkan dapat mencintai saya atau mungkin selalu ada rasa cemas, jangan-jangan suatu waktu cinta akan lenyap. Selain itu, cinta yang didapat karena alasan pantas menerimanya selalu meninggalkan rasa getir dalam kesan bahwa orang dicintai bukan karena dirinya, melainkan karena kemampuannya membuat orang lain senang. Ini bukan cinta, melainkan manipulasi!”

Cinta seharusnya diberikan secara cuma-cuma. Ia tidak mengharapkan balasan dari orang lain atau memberikan syarat-syarat tertentu ketika mempraktikkannya. Cinta ini sering disebut manusia sebagai cinta sejati.

Cinta sejati sangatlah menyehatkan. Cinta ini tidak membuat orang yang menerimanya merasa tertekan, justru ia akan bahagia karena diperlakukan secara tulus. Jadi, jika Anda dan orang-orang di sekeliling Anda tetap sehat, pancarkanlah cinta sejati, cinta yang tanpa syarat.    

Sumber : Kompas.com
Halaman :
1

Ikuti Kami