Ajarlah anak Anda untuk mengasihi sesama mereka. Ajar mereka untuk menghargai kebaikan, kemurahan dan belas kasihan:
Amsal 3:27-29 Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. Janganlah engkau berkata kepada sesamamu: "Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi," sedangkan yang diminta ada padamu. Janganlah merencanakan kejahatan terhadap sesamamu, sedangkan tanpa curiga ia tinggal bersama-sama dengan engkau.Perintah untuk mengasihi sesama merupakan prinsip dasar dari hukum Musa: “Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri: Akulah TUHAN” (Imamat 19:18).
Pada zaman Yesus di bumi, guru-guru tertentu telah memperlunak hukum ini dengan berkata bahwa perintah ini berlaku untuk sesama manusia, bukan kepada musuh. Penafsiran prinsip ini adalah, “Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu” (Matius 5:43). Tetapi Yesus menunjukkan bahwa perintah ini juga berlaku untuk musuh, karena Tuhan bermurah hati kepada orang fasik (Matius 5:44-48). Apakah Anda menyadari bahwa prinsip mengasihi musuh juga merupakan bagian dari hikmat yang tercatat dalam Amsal? Amsal 25:21-22: “Jikalau seterumu lapar, berilah dia makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum air. Karena engkau akan menimbun bara api di atas kepalanya, dan TUHAN akan membalas itu kepadamu”.
“Bara api” ditimbun di atas kepala musuh menunjuk pada tindakan membakar hati nurani musuh itu sendiri. Jika Anda berbaik hati kepada seorang musuh, dan api di dalam hati nurani musuh itu sendiri menjadi lumer hingga timbul sikap yang baik kepada Anda, Anda akan menciptakan seorang sahabat daripada seorang musuh. Anda harus mengajar anak Anda, baik melalui pengajaran dan teladan, untuk memperlakukan musuh mereka seperti itu. Karena musuh kita adalah sesama manusia juga. Dan firman Tuhan dengan jelas memerintahkan kita untuk mengasihi mereka.
Yesus mengatakan bahwa perintah untuk mengasihi sesama manusia merupakan hukum terbesar kedua di dalam seluruh hukum (Matius 22:39). Tentu saja hukum yang terbesar adalah Ulangan 6:5: “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu”. Seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi bergantung pada kedua hukum ini.
Perhatikan bahwa dua hukum ini sama dengan prinsip pertama dan terakhir dari sepuluh perintah Tuhan: Takut akan Tuhankasihilah sesamamu manusia. Segala sesuatu yang berada di antaranya menyempurnakan dan memperkuat prinsip-prinsip tersebut. Ajarlah prinsip-prinsip itu kepada anak Anda, dan Anda akan mendidik anak Anda menjadi bijaksana. dan
Inilah kewajiban orangtua. Hai orangtua, jika Anda gagal mengajar anak Anda untuk takut akan Tuhan, iblis akan mengajar mereka untuk membenci Tuhan. Bila Anda gagal mengajar mereka untuk menjaga pikiran mereka, iblis akan mengajar mereka untuk memiliki pikiran yang jahat. Jika Anda gagal mengajar mereka untuk mentaati orangtuanya, iblis akan mengajar mereka untuk memberontak dan menghancurkan hati orangtua mereka.
Bila Anda gagal mengajar mereka untuk memilih teman pergaulan dengan hati-hati, iblis akan memilihkan teman pergaulan untuk mereka. Jika Anda gagal mengajar mereka untuk megendalikan nafsu mereka, iblis akan mengajarkan bagaimana memuaskan hawa nafsu mereka. Bila Anda gagal mengajar mereka untuk berbahagia dengan pasangan hidup mereka, iblis akan mengajar mereka untuk menghancurkan pernikahan mereka.
Jika Anda gagal mengajar mereka untuk menjaga perkataan mereka, iblis akan mengisi mulut mereka dengan perkataan najis. Bila Anda gagal mengajar mereka untuk bekerja keras, iblis akan membuat kemalasan mereka sebagai sarana neraka. Jika Anda gagal mengajar mereka untuk mengatur keuangan mereka, iblis akan mengajar mereka untuk menghamburkan uang dan berfoya-foya.
Dan bila Anda gagal mengajar mereka untuk mengasihi sesama manusia, iblis akan mengajar mereka hanya mengasihi diri mereka sendiri. Sebagai orangtua, kita memiliki tanggung jawab yang sangat besar bagi generasi ini dan generasi yang akan datang.
Sumber : John MacArthur / Kiat Sukses Mendidik Anak Di Dalam Tuhan