Ketika kita sedang berbelanja, hal yang paling mempengaruhi kita adalah harga barang tersebut. Sebagai contoh, ketika kita melihat harga handphone seharga 3 juta mungkin kita akan berkata seperti ini, “Oh, harganya 3 juta, masih terjangkau nih. Saya punya uang sebanyak itu untuk membeli handphone tersebut.”
Tiga juta, adalah harga beli barang tersebut. Namun, hal yang jarang kita perhatikan adalah biaya kepemilikan yang harus kita keluarkan untuk barang yang kita beli tersebut. Apakah itu? Biaya kepemilikan adalah benda-benda lain yang harus Anda beli untuk melengkapi kegunaan barang yang sudah Anda beli sebelumnya.
Seperti ilustrasi di atas, ketika kita membeli sebuah handphone, memang harga handphone itu sendiri Rp 3 juta tapi kemudian pengeluaran Anda berkembang. Anda ingin charger yang bisa mencharger handphone Anda di mobil, maka Anda beli. Kemudian, Anda rasa enak kalau mendengarkan musik memakai headseat, tidak mengganggu orang. Maka Anda pun membeli headset. Mungkin Anda ingin agar handphone tersebut dapat ditempatkan di mobil atau di rumah, maka Anda pun membeli dudukan handphone. Anda juga harus membeli sarung handphone, kaca anti gores, dan hal lainnya. Sudah berapakah uang yang Anda keluarkan?
Hal yang sama ketika Anda ingin membeli mobil. Selain harga mobil yang lebih besar jumlahnya, Anda juga perlu menyediakan uang yang lebih besar lagi untuk perawatan, aksesoris, BBM, asuransi, pajak, dan surat-surat yang diperlukan mobil tersebut. Begitu juga rumah.
Biaya kepemilikan seperti ini, memang cukup banyak orang yang memperhitungkannya. Namun, untuk barang-barang yang lebih kecil jumlah belinya, jarang sekali diperhitungkan. Ini adalah suatu kesalahan karena seringkali biaya kepemilikanlah yang memakan banyak biaya Anda.
Anda mungkin punya 3 juta rupiah sekarang tapi Anda harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pulsa handphone Anda setiap bulannya. Mungkin Anda hanya membutuhkan uang Rp 50 ribu untuk membeli pakaian, tapi Anda harus membeli sabun dan pewangi pakaian untuk itu setiap bulannya.
Hal ini tidak berarti Anda cukup punya satu pakaian saja. Tapi yang perlu Anda perhatikan adalah bagaimana biaya kepemilikan itu mengikuti barang yang sudah / akan Anda beli sehingga Anda tidak selalu dalam keadaan keuangan yang kritis karena biaya-biaya seperti itu.
Sumber : savingadvice/lh3