Cafe Cathedral Dulunya Adalah Gereja Methodist

Internasional / 3 July 2010

Kalangan Sendiri

Cafe Cathedral Dulunya Adalah Gereja Methodist

Lois Official Writer
4859

Saat memasuki restoran ini, Anda tidak akan bingung kenapa nama Café Cathedral dipilih. Café Cathedral terletak di Fayetteville ini mempunyai ruang makan yang memiliki atap tinggi dan besar, mempunyai jendela kaca yang juga tinggi dan ditambah lagi dengan lantai kayunya yang kelihatan sudah lama dipakai.

Di tengah-tengah ruangan, ada meja-meja berwarna-warni dan juga papan pengumuman yang berisikan menu spesial setiap hari, menu kopi yang ada dan beberapa pertanyaan.

Bila Anda datang ke loteng yang dulunya merupakan tempat tinggal pendeta, sekarang dibuat sebagai tempat menjajakan perhiasan buatan tangan, tas yang dibuat dari plastik daur ulang, ikat pinggang dari tutup botol, dan bahkan ada kura-kura yang dibuat dari helm bekas tentara yang sudah tua.

Dulunya restoran ini adalah gereja Methodist. Meskipun begitu, café ini tetap mengatakan bahwa ‘café ini tempat untuk berjemaat’. Pramusaji yang bernama Candace Evans mengatakan bahwa restoran menerima tamu tetap seperti pendaki gunung, pelari, para pesepeda di gunung, dan penduduk lokal. Itulah daya tarik dari café ini.

Sangat jarang ada tempat / restoran yang tamu lokalnya bercampur baur dengan para turis, namun di sini semua tamu merasa dapat bersama-sama menikmati turkey, bacon dan sandwich alpukat di café favorit tersebut. “Saya sangat bangga dengan hasil yang telah kami capai,” kata pemiliknya Wendy Bayes. “Saya suka segala sesuatu tentang café itu.”

Ditambah suasana yang enak dan makanannya yang lezat, membuat para tamu merasa betah dan ingin selalu datang ke café tersebut. Tentunya, ini tak lepas dari kerja keras sang pemilik untuk membuat cafenya maju pesat dan dikunjungi oleh banyak orang.

“Café tersebut membawa orang berkumpul bersama, dimana pada umumnya orang-orang tidak mau pergi ke gereja, mereka akan pergi ke café,” kata Bayes. Saat ini café tersebut meminta orang untuk mendonasikan buku-buku. Donasi tersebut lalu diberikan kepada tiga penduduk lokal – tempat perlindungan wanita, perlindungan binatang, dan tempat makan umum. Lalu kemudian program itu berganti metode. Orang dapat menyumbangkan $70 untuk 10 buku.

Sumber : dailymail/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami