Kalau ada pejabat pemerintah yang malu mengetahui hasil survei yang dikeluarkan Political and Economic Risk Consultancy (PERC) baru-baru ini maka Hatta Rajasa adalah orangnya. Pasalnya, hasil survei tersebut mengungkapkan bahwa kinerja birokrasi Indonesia adalah terburuk nomor di Asia setelah India dalam hal efisiensi pelayanan masyarakat dan iklim investasi asing.
"Ya kan malu juga," ujarnya kala berbincang dengan para wartawan di Jakarta, Jumat (4/6).
Dalam forum bincang wartawan yang dilakukan di kantornya di Jakarta, Jumat (4/6), pria yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian itu meminta masyarakat dan media tetap mengawasi pelaksanaan reformasi birokrasi yang sudah berjalan.
Menurut Hatta Rajasa, tanpa adanya kontrol dari pihak luar maka program besar pemerintah dalam reformasi birokrasi bisa tidak berjalan dengan baik.
Pada awal 2010, PERC mengadakan survei kepada 1.373 eksekutif ekspatriat. Mereka yang dijadikan responden adalah para kalangan profesional posisi lini menengah dan senior.
Menurut hasil survei tersebut, Singapura dan Hong Kong merupakan negara dengan sistem birokrasi yang paling efisien di Asia. Hasil survei PERC ini tidak berbeda jauh dengan hasil survei terakhir Bank Dunia yang menempatkan Singapura di posisi pertama dan Hong Kong di Posisi ketiga dalam hal kemudahan menjalankan bisnis (the ease of doing business). Survei oleh Bank Dunia itu dilakukan kepada 183 ekonom.
Mudah-mudahan pemerintah Indonesia tidak sekedar berkata malu melihat survei-survei lembaga Internasional seperti PERC ini. Tunjukkan bahwa Anda mau berubah dan sedang melakukan perubahan. Sepertinya masyarakat lebih membutuhkan tindakan seperti ini dibandingkan kata-kata manis yang sedap didengar.
Sumber : detikFinance