Sebuah rencana ambisius untuk membangun sebuah masjid di dekat Ground Zero. Para pendukung proyek itu mengatakan, rencana pembangunan masjid ini akan mengubah citra jalan Manhattan dan cara orang Amerika berinteraksi dengan umat Islam, sejak hampir 3.000 orang tewas dalam serangan 11 September itu. Masjid itu akan dilengkapi dengan fasilitas olahraga, teater, dan tempat penitipan anak, serta terbuka bagi semua pengunjung.
Mereka ingin menunjukkan bahwa umat Islam merupakan bagian dari komunitas Amerika. Namun hal yang terjadi di New York ini telah membuat marah warga kota itu. Ground Zero merupakan sebutan untuk lokasi bekas menara kembar yang runtuh ditabrak dua pesawat teroris dalam serangan 11 September 2001.
Dalam situs nomosquesatgroundzero dikatakan bahwa keberadaan pusat Islam itu akan ‘memberi bayangan tidak sopan atas Ground Zero’. Yang lain membandingkan ide itu dengan membangun sebuah pusat budaya Jerman di Auschwitz. “(Itu sama dengan) meludahi wajah setiap orang yang tewas pada 9/11,” tulis Blitz, yang mendeskripsikan dirinya sebagai harian antijihad.
“Ini merupakan lingkungan yang salah untuk membangun masjid,” kata Scott Rachelson (59), yang bekerja dengan orang-orang yang mencari kompensasi kerusakan atas serangan 9/11. Hidupnya berubah selamanya sejak hari dua pesawat yang dibajak itu menabrak Manhattan.
Bisa dikatakan bahwa hal ini seperti menyebabkan penderitaan dan luka yang dalam, sekarang malah diinjak-injak sehingga luka itu menganga kembali. Lebih baik bila biarkan daerah itu seperti apa adanya dan hargai juga kematian orang-orang akibat serangan tersebut.
Sumber : kompas/lh3