Ada-ada saja ulah dari Justin Sisley, pembuat film dokumenter asal Australia ini. Belum lama, salah satu program reality televisi yang baru dibuatnya harus ditutup oleh pemerintah setempat karena menampilkan kegiatan lelang keperawanan dan keperjakaan.
Sisley pun dengan sangat terpaksa harus memindahkan acara lelang tersebut dari negara bagian Australia, Victoria, ke Nevada di Amerika. Bila tidak melakukannya maka pihak otoritas di Australia akan menuntut secara hukum dirinya dengan tuduhan melakukan kegiatan prostitusi.
Menurut laporan Sydney Daily Telegraph, yang juga dilansir Telegraph, Selasa (11/5), para pria perjaka dan wanita perawan ini dibayar masing-masing 20 ribu dollar AS untuk ambil bagian dalam pelelangan dan akan menerima 90 persen dari "harga jual" mereka. Sisanya, 10 persen, akan menjadi hak rumah bordil di Nevada yang menjadi tuan rumah acara tersebut.
Tawaran awal dilakukan secara online, tetapi para penawar harus menghadiri bagian akhir dari pelelangan. Mereka harus datang langsung, bertemu muka dengan orang-orang yang keperjakaan atau keperawanannya mereka tawar.
Herannya, pria atau wanita yang menjual keperjakaan atau keperawanannya di televisi itu tidak merasa bersalah. Mereka menganggap bahwa apa yang mereka lakukan ini tidak termasuk ke dalam kategori kegiatan pelacuran.
Alex, salah seorang pria yang menjual keperjakannya dalam acara yang dibuat Justin Sisley mengatakan ia ambil bagian di dalam acara tersebut karena menganggap ini adalah cara untuk bertemu seseorang yang menyukai dirinya.
Dunia semakin hancur dengan segala perilaku buruk manusia di dalamnya. Oleh karenanya, biarlah kita sebagai orang-orang percaya berdoa kepada Tuhan agar Dia memberikan kekuatan bagi kita dalam menghadapi setiap tawaran lingkungan sekitar yang menyesatkan dan membuat kita jauh dari-Nya.
Sumber : berbagai sumber