Militan Islam telah membunuh seorang pemimpin gerakan gereja bawah tanah di Somalia.
Sebelum ditembak pada 4 Mei di Xarardheere, sekitar 37 mil dari Jowhar, Yusuf Ali Nur, 57 tahun, telah didaftar kelompok Islam al-Shabaab sebagai bagian dari kelompok Kristiani. Al Shabaab, yang dikatakan memiliki hubungan dengan al-Qaeda, telah bersumpah untuk membersihkan Somalia dari Kekristenan.
Menurut keterangan saksi mata, setelah al-Shabaab mengambil alih wilayah Xarardheere, mereka pergi dari rumah ke rumah mencari pejuang Ahlu Sunnah Waljamer (kelompok pemberotak saingan, red). Namun, naas bagi Nur ketika para militan tersebut datang ke rumah kontrakannya pada pukul 10:30 waktu setempat. Setelah menemukannya, salah satu dari kelompok itu berkomentar, "Oh Ini! Yusuf, yang kami cari," sebelum mereka memenuhi badannya dengan peluru.
Nur meninggalkan seorang istri, yang namanya dirahasiakan karena alasan keamanan, dan tiga anak yang berusia 11 tahun, 9 tahun dan 7 tahun.
Kematian terbaru ini terjadi setelah pembunuhan beberapa orang Somalia yang diduga menjadi anggota Kristiani bawah tanah Somalia. Beberapa dari mereka dipenggal oleh Islam radikal untuk menggulingkan Pemerintah Transisi Federal (TFG) dan memperkenalkan hukum Islam.
Al-Shabaab, yang mengontrol sebagian besar Somalia tengah, baru-baru ini melarang stasiun radio memutar musik dan dering bel tanda berakhirnya belajar di sekolah. "Karena mereka terdengar seperti lonceng gereja," ujar salah satu anggota.
Dari salah seorang sumber terpercaya, Nur yang pernah bekerja di peternakan di Jowhar, telah lama dipantau oleh al-Shabaab. Setelah menetap di Xarardheere, ia menjadi guru kepala Sekolah Dasar Ganane dan juga mengajar bahasa Inggris. Para militan al-Shabaab keberatan dengan penggunaan bahasa Inggris dan lebih memilih bahasa Arab.
Ganane adalah sekolah swasta yang dimiliki oleh seorang Somalia kaya.
Pada tahun 2009 militan Islam di Somalia menewaskan sedikitnya 15 orang Kristen, termasuk diantaranya wanita dan anak-anak. Tahun ini, pada tanggal 1 Januari anggota al-Shabaab membunuh Mohammed Ahmed Ali setelah ia mengambil keputusan untuk menjadi seorang Kristiani.
15 Maret 2010, pemberontak al-Shabaab menembak mati Madobe Abdi di Mahaday, 31 mil sebelah utara Jowhar. Sejak kecil ia sudah menjadi anak yatim dan juga dibesarkan sebagai seorang Kristiani.
Kelompok advokasi Kepedulian Kristen Internasional melaporkan tiga anggota al-Shabaab telah menewaskan seorang Kristiani Somalia Mu'awiye Hilowle Ali di depan rumahnya di Afgoye pada 23 Maret dengan menembaknya pada jarak dekat di kepala dan dada.
Pemerintah transisi di Mogadishu berjuang mempertahankan kontrol negara memperlakukan orang-orang Kristen sedikit lebih baik dari al-Shabaab lakukan. Sementara menyatakan dirinya moderat, Presiden Syeikh Sharif Ahmed telah mengakui hukum syariah dengan mengeluarkan perintah hukuman mati bagi mereka yang meninggalkan Islam.
Sumber : charismamag