Jangan terjebak dengan rayuan yang ditawarkan oleh dunia ini. Dunia dapat berkata apa saja, namun pegang teguh bahwa dengan menjadi perawan, bukan berarti Anda orang yang ‘terbelakang’. Lalu tindakan apa dan pemikiran seperti apa yang benar?
Keperawanan itu dapat diartikan sebagai seseorang yang tidak mempunyai pengalaman seksual, karena dia belum pernah melakukan hubungan intim. Namun, pengertian ini tidak dapat mewakili keseluruhan arti yang sesungguhnya mengenai keperawanan. Kenapa? Karena berhubungan intim bukan hanya tentang tindakan yang sudah dilakukan, namun dampaknya bagi Anda.
Tetap menjadi perawan sebelum menikah tidak membuat Anda berada di kelompok orang-orang yang ‘terbelakang’. Ini hidup Anda, Andalah yang bertanggung jawab untuk memelihara hidup Anda, tubuh Anda, dan hubungan Anda dengan orang lain.
Anda bisa menganggap berhubungan intim itu sebagai suatu yang penting atau tidak. Artinya, ada beberapa orang yang tidak bisa lepas dari hubungan yang seperti ini sebelum menikah, ada yang benar-benar menganggap dan melakukan apa yang menjadi pemikirannya bahwa seks harus dilakukan di dalam sebuah pernikahan. Bagi Anda yang sedang bergumul mengenai hal ini, ada beberapa saran yang dapat dibagikan.
Menjadi perawan itu tidak berarti Anda menjadi orang yang kurang disukai. Anda bergumul dengan pasangan Anda yang selalu meminta hubungan intim tersebut dilakukan. Anda mulai goyah. Namun, Anda harus tahu bahwa sekali Anda melakukannya, tidak ada jalan lagi untuk kembali.
Salah besar pemikiran bahwa dengan menyerahkan keperawanan Anda kepada seseorang agar dapat disukai ataupun dicintai, bahwa orang tersebut akan benar-benar mencintai Anda dan menghargai Anda.
Penilaian terhadap seseorang bukanlah berasal dari keperawanan orang tersebut, tapi berasal dari sifat yang dia punyai, pergaulannya dengan orang lain, tindakan-tindakan yang dia lakukan ataupun perasaan yang memang timbul dalam hati manusia.
Tidak menjadikan Anda naïf di mata orang lain. Bicara mengenai naïf, memang sering dikaitkan dengan seberapa besar pengalaman hidup seseorang, sehingga ia mengerti tentang suatu hal. Namun, tidak berarti bahwa tanpa pengalaman, Anda adalah orang yang naïf. Naïf ada ketika Anda tidak tahu apa-apa mengenai hal tersebut dan hanya berdasarkan pemikiran Anda semata.
Edukasi seks sebelum menikah berasal dari pengetahuan bukan pengalaman. Pengetahuan adalah sumber kekuatan Anda. Pengetahuan sangat penting artinya bagi pemikiran Anda supaya berjalan di arah yang benar. Anda bisa mengetahui apa seks itu dari pengetahuan yang bisa Anda peroleh di sekolah, di internet, dimanapun, jadikan sebagai patokan Anda untuk tidak melakukan seks di luar nikah, karena banyak sekali dampak negatif yang timbul.
Kehilangan keperawanan bukan berarti Anda sudah dewasa. Sama seperti Anda mengemudi. Berada di belakang kemudi untuk pertama kali, tidak membuat Anda langsung bisa menguasai medan jalan. Bukan berarti Anda langsung mahir mengendarai mobil tersebut. Sebelum mengemudi mobil itu, Anda harus tahu aturannya. Anda memilih mobil yang sesuai dengan Anda, punya SIM terlebih dahulu sehingga Anda tidak ditilang. Begitu juga dengan berhubungan intim. Sebelum memulai suatu hubungan intim, ikuti dulu aturannya. Mencari pasangan yang terbaik dari Tuhan dan juga punya ‘SIM’ yaitu suatu pernikahan.
Hal yang paling salah adalah membuang keperawanan agar diterima ataupun rasa ingin tahu. Pemikiran yang seperti ini sungguh sangat salah dan sia-sia. Mungkin Anda ingin masuk dalam suatu kumpulan yang mengharuskan Anda untuk berhubungan intim lebih dahulu. Mungkin Anda ingin diterima di masyarakat, sehingga Anda melakukan apapun. Apapun itu, jangan lakukan!
Hidup ini sudah Tuhan berikan pada Anda, hanya untuk diri Anda. Anda diminta untuk mempertanggungjawabkan segalanya nanti. Hanya karena ingin diterima atau hanya ingin tahu, membuat Anda melenceng ke arah yang salah. Daripada melakukan hal-hal yang salah dan bodoh, perbuatlah sesuatu untuk kemuliaan nama Tuhan.
Sumber : thesite/lh3