Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengunjungi rumah penginjil besar Billy Graham dan putranya Franklin di rumah gunung mereka di Monteat, North Carolina, pada Minggu (25/4).
Pertemuan bersejarah tersebut menandai kali pertama seorang presiden datang mengunjungi penginjil berusia 91 tahun tersebut.
Seorang juru bicara Billy Graham mengatakan kedua pria beda usia itu membahas berbagai topik termasuk istri-istri mereka, golf dan Chicago.
"Percakapan itu sangat nyaman, sangat bagus," ujar Franklin Graham. "Ketika presiden bersiap-siap untuk pergi, presiden berdoa untuk ayahku, ayahku berdoa untuknya."
Franklin mengatakan ia juga membawa sebuah kontroversi baru-baru ini - Pentagon membatalkan undangan kepada ayahnya pada Hari Pelayanan Doa Nasional. Graham muda mengungkapkan kepada Obama bahwa ada sekelompok orang yang mencoba menghapus semua kegiatan agama dari militer. Menanggapi hal itu, Obama berjanji akan mengeceknya.
"Kebebasan beragama sedang diserang," katanya. "Ada sebuah erosi rohani yang terjadi selama ini, tapi kami sudah melihatnya semakin cepat dalam 10 tahun terakhir, kebenaran politik inilah yang sebenarnya sedang menyelinap masuk"
Selama kunjungan yang berlangsung selama 30 menit, Billy Graham memberikan presiden dua buah Alkitab - satu untuk Obama dan satu untuk ibu negara Michelle Obama.
Sungguh luar biasa bisa melihat kedua pimpinan beda organisasi dan generasi di Amerika Serikat bisa saling bertemu dan mendoakan. Biarlah pertemuan yang singkat tersebut dapat membawa pengaruh positif akan kebijakan-kebijakan dalam negeri yang akan maupun telah dikeluarkan sang Presiden. Seperti diketahui, Obama adalah salah seorang Presiden AS yang mendukung eksisnya kelompok homoseksual di tengah-tengah masyarakat.
Sumber : cbn.com