Wally Amos, Pria yang Selalu Berpikir Positif

Entrepreneurship / 15 April 2010

Kalangan Sendiri

Wally Amos, Pria yang Selalu Berpikir Positif

Budhi Marpaung Official Writer
3672

Setelah orangtuanya bercerai pada tahun 1948, Amos yang saat itu baru berusia 12 tahun pindah ke New York dan tinggal bersama bibinya, Della. Selama hidupnya, sang bibi suka menghidangkan kue cokelat chip untuk Amos. Kelak resep dari adik dari ibunya tersebut akan diadaptasi oleh Amos untuk membuat kuenya yang terkenal hingga sampai saat ini.

Meskipun ia mengembangkan minat dalam memasak pada usia dini, Amos ternyata sempat keluar dari sekolah memasak di New York dan untuk bergabung dengan Angkatan Udara (AU) Amerika Serikat. Sadar dengan pendidikannya baru sampai tingkat SMP, ia pun mengejar ujian persamaan untuk SMA dan ternyata berhasil. Amos mendapatkan ijazah persamaan SMA dan bisa masuk ke AU Amerika Serikat.

Menjadi tentara di negara adidaya merupakan sebuah kenikmatan sendiri bagi Amos muda. Namun, darah muda yang mengalir di tubuhnya, membawa Amos untuk meninggalkan dunia kemiliteran.

Setelah meninggalkan AU, Amos mengambil kerja part-time di Saks Fifth Avenue di bagian pasokan. Manajernya pada waktu itu, Ernie Riccio menjadi salah satu mentor pertama Amos. Selain mendorongnya untuk terus berkarya dengan luar biasa, Riccio selalu membahas masalah keuangan dan bisnis dengannya. "Dia melihat sesuatu dalam diriku," kata Amos. "Dia memberi saya kesempatan untuk bekerja, dan saya melakukan segala yang saya bisa untuk menghormati apa pun yang ia lihat di dalam saya agar bisa menjadi menjadi karyawan terbaik."

Kerja keras terbayar. Amos akhirnya mendapat pekerjaan tetap di bagian pasokan dan perlahan tapi pasti posisi manajerial pun ia raih. "Tebak siapa yang Riccio anjurkan untuk mengambil tempatnya? Wally Amos. Itu hal yang indah karena ada orang lain yang telah ada lebih lama, tapi dia pikir sayalah yang lebih memenuhi syarat, "katanya.

Beberapa tahun memegang posisi penting di Saks Fifth Avenue, ternyata tidak menghentikan langkahnya untuk bergabung di perusahaan baru dan yang dipilihnya sekarang adalah William Morris Talent Agency. Disini, pekerjaannya adalah mencari artis-artis musik baru untuk bergabung dengan perusahaan tempatnya bekerja saat itu. Simon & Garfunkel, The Supremes, Marvin Gaye adalah artis yang bisa digaetnya. Tentu, Anda bingung mengapa seorang pria hitam dapat menarik perhatian mereka? Jawabannya adalah karena kue cokelat chip.

Setelah enam setengah tahun sebagai agen yang sukses, Amos pun memutuskan untuk berhenti dari dunia permusikkan dan beralih ke entrepreneurship. Merasa ahli dalam bidang pemasaran, ia pun memilih untuk membuka toko kue sendiri yang ia beri nama Famous Amos. Dengan meminjam $ 25.000 dari teman-teman, Famous Amos akhirnya berdiri di Sunset Boulevard di Hollywood, California.

"Banyak orang mengatakan, 'Anda tidak dapat hidup hanya dengan menjual  kue cokelat chip”, Namun saya tidak terlalu memikirkannya. Adalah baik untuk tidak berpikir seperti orang lain pikirkan," kata Amos. "Saya percaya bahwa saya bisa melakukannya karena saya tahu bagaimana membuat kue cokelat chip dan mempromosikannya, jadi mengapa tidak mungkin saya melakukannya? Bukankan saya sudah pernah melakukan sebelumnya? Baiklah. Hasilnya memang belum terlihat, tetapi apakah kita harus takut?”

Apa yang diyakini Amos akhirnya menjadi kenyataan. Kesuksesan ia raih. Famous Amos menjadi terkenal di Amerika Serikat dan mencetak keuntungan berjuta-juta dollar Amerika Serikat. Pada tahun 1987, perusahaan Amos mencetak pendapatan dari penjualan kue cokelat chip buatannya hingga mencapai $ 12 juta, dengan 35 toko di Amerika Serikat dan Asia.  

Walaupun meraih keuntungan yang besar, perusahaannya juga ternyata sedang menghadapi kondisi yang tidak stabil. Terbukti, tidak lama setelah masa gilang gemilang tersebut Amos harus merelakan kehilangan perusahaannya karena salah urus.

"Saya di depan tim saya. Saya lupa bahwa ada orang-orang lain yang membuat Famous Amos sukses. Saya berpikir bahwa karena saya terkenal, saya memiliki semua jawaban, tapi saya sangat, sangat salah. akhirnya menyebabkan saya kehilangan Famous Amos, "katanya.

Pada satu titik, Amos kehilangan rumahnya di Hawaii karena ia tidak mampu membayar hipotek. Panik, Amos meminta seorang teman untuk membantu permasalahan rumahnya tersebut dan berhasil. Sampai saat ini, ia dan istrinya Christine masih menempati rumah yang telah dimilikinya berpuluh-puluh tahun lalu.  

Satu masalah selesai, Amos harus berhadapan dengan permasalahan baru, yakni hak merek. Ia digugat salah satu perusahaan untuk tidak lagi menjual kue cokelat chips dan menggunakan nama Famous Amos. Ia kalah di pengadilan usaha dan harus merelakan mengganti produknya yang lama dengan produk baru. Tidak kehilangan akal, ia pun akhirnya memilih menjual kue muffin. Dengan nama perusahaan baru, Uncle Noname, ia pun memulai kembali merintis usaha kuenya.

Bisnis muffin ini pun kembali meraih sukses. Pada tahun 1996, Amos mengganti nama perusahaannya dari Uncle Noname menjadi Uncle Wally’s Muffin. Sekarang Uncle Wally Muffin menjadi salah satu produsen muffin paling top di Amerika Serikat. Produk-produk dari Uncle Wally Muffin kini dapat ditemukan di 3.500 toko.

Sekitar lima tahun lalu, Amos kembali mendirikan usaha baru dengan nama Chip & Cookie. Walaupun terbilang baru, perusahaan berbasis di Hawaii itu telah meraih keuntungan yang sangat baik. Bahkan, Amos meyakini ke depan Chip & Cookie akan dapat meraih kesuksesan lebih daripada Famous Amos.

Wally Amos adalah contoh pria yang tidak hanya pintar mempromosikan barang-barangnya, tetapi juga seseorang yang dapat meraih kesuksesan dengan selalu berpikir positif. Walaupun diserang berbagai masalah, ia meyakini selalu ada jalan keluar disana jika kita tetap tenang dan melihat peluang dari masalah tersebut.

Sumber : successmagazine
Halaman :
1

Ikuti Kami