Esme, 38 tahun, mempunyai hubungan yang tidak baik dengan anak lelakinya yang remaja. Anak lelakinya itu mengalami depresi dan punya kecenderungan bunuh diri. Dalam setiap percakapan, Esme selalu mengkritik anaknya. Pada dasarnya dia penuh perhatian, yang disalurkannya lewat kritikannya itu. Hal ini hal yang salah. Apalagi dia hampir tak pernah memeluk anak lelakinya itu. Memikirkan menyentuh anaknya saja sudah membuat dirinya merasa tak nyaman.
Sikap dingin sang ibu ini merupakan rambu bahaya yang menumbuhkan kecenderungan bunuh diri pada anak lelakinya yang remaja, apalagi bila si ayah juga tak punya peran apapun.
Dengan dorongan, Esme mulai membiasakan diri memegang pundak anak lelakinya sambil lalu misalnya saat dia menghidangkan makanan. Ia juga mulai membiasakan diri memuji potongan rambut atau pakaian anaknya. Setelah sekitar dua minggu, Esme melangkah lebih maju dengan memberi pelukan singkat kepada anaknya.
Sangat berat bagi Esme melakukan semua itu, namun ia mengeraskan niatnya. Ternyata pada usia empat tahun ia pernah diserang secara seksual oleh ayahnya sendiri, untung kejadian ini tidak berlangsung lama, karena ibunya mengajaknya pergi meninggalkan ayahnya.
Mulai saat itu, setelah menyadari masa lalu dan ingin mengubah masa depan, Esme belajar menerima perhatian dari orang-orang lain, bersikap terbuka. Hal ini juga menyebabkan perubahan dalam diri anaknya. Sang anak tidak pernah lagi ingin mencoba bunuh diri.
Bila kita menerima sentuhan sayang, system kekebalan tubuh akan bangkit dan lebih siap melawan infeksi. Kadar hemoglobin (pembawa zat besi) dalam darah meningkat dramatis.
Penelitian menunjukkan bila bayi prematur yang ditempatkan dalam inkubator secara teratur menerima belaian sayang dari ibunya (atau dari orang lain yang menyayanginya) pertambahan berat badannya akan mencapai 75% lebih cepat daripada bayi prematur yang tidak menerima belaian sayang. Wow, bayangkan berapa biaya yang bisa Anda hemat hanya dengan membelai sayang sang buah hati.
Saat anak-anak beranjak besar, makin banyak cara untuk menyampaikan rasa cinta kepada mereka. Cara yang paling nyata adalah menyampaikannya dengan kata-kata. Mereka membutuhkan dua jenis ungkapan pujian. Yang pertama yaitu pujian tanpa syarat, seperti “Aku mencintaimu karena kau adalah kau.” Dicintai tanpa syarat, dicintai semata-mata karena keberadaan mereka. Yang kedua, pujian dengan syarat, seperti “Aku senang dengan caramu mengalihkan perhatian adikmu saat aku harus menerima telepon.” Atau “Wah, aku suka gambarmu ini.”
Boleh juga Anda mengatakan kepada anak-anak apa yang tidak Anda sukai, misalnya “Kau memasukkan pakaian kotormu ke tempat cucian tidak dengan semestinya – aku lihat masih ada delapan kaos oblong dan tujuh belas kaos kaki tercecer di lantai.” Tapi jangan sekali-kali katakan, “Dasar kau bocah malas.”
Jadi, bila Anda memberitahu anak-anak Anda bahwa Anda melihat yang mereka lakukan itu hebat, lalu Anda memberi komentar bahwa yang mereka lakukan itu hebat, maka anak-anak Anda akan semakin sering bersikap hebat!
Sumber : Buku Mendidik Anak dengan Cinta/lh3