Great Servant Great Success

Kata Alkitab / 26 March 2010

Kalangan Sendiri

Great Servant Great Success

Puji Astuti Official Writer
7648

If you want to be great, you must be the servant of all the others.

- Son of Man

Melayani dan melayani. Kata itu seolah menjadi sesuatu yang biasa, kalau tidak mau dibilang basi. Banyak buku, seminar hingga berbagai prinsip-prinsip kehidupan yang mengajarkan bahwa melayani adalah kunci menggapai keberhasilan hidup bahkan kunci untuk hidup pada tingkatan yang lebih tinggi (next level). Tapi apa yang dimaksud dengan melayani?

Setiap orang boleh punya pemahaman yang berbeda tentang kata melayani. Bagi saya melayani adalah tindakan yang dilakukan dengan tulus dan memberikan nilai tambah bagi hidup sesama. Salah satu bentuk memberikan nilai tambah adalah membantu sesama untuk hidup lebih baik, misalnya membantu mereka untuk menggapai prestasi yang lebih baik.

Mentor saya yang juga guru kepemimpinan, John C. Maxwell suatu ketika pernah berujar bahwa dalam diri setiap pengikut (follower) selalu ada tiga pertanyaan mengenai pemimpin mereka (leader), yakni apakah Anda sebagai pemimpin peduli kepada saya (do you care for me)? Bisakah Anda membantu saya menjadi lebih baik (can you help me) serta bisakah saya percayakah kepada Anda sebagai pemimpin saya (can I trust you)?

Nah, pertanyaan kedua dari para pengikut tersebut (can you help me) sangat berhubungan sejauh mana seorang pemimpin bisa menjadi hidup pengikutnya lebih baik. Ini tentu tidak hanya bicara kesejahteraan materi semata (meski pun ini juga salahg satu hal terpenting) tapi juga berbagai aspek kehidupan lainnya.

Misalnya, jika saya adalah karyawan pada perusahaan Anda, bisakah Anda sebagai pemimpin membantu saya menjadi karyawan yang lebih terampil dalam bekerja? Bisakah Anda membantu saya untuk mengembangkan potensi kepemimpinan saya? Bisakah Anda membantu saya agar saya lebih efektif dan efisien dalam bekerja? Singkat cerita, sebagai seorang pemimpin, bisakah kita menjadikan pengikut kita lebih baik dari waktu ke waktu? Jika ia tetap sama sekalipun sudah ikut kita selama sekian tahun, itu artinya kita sebagai pemimpin tidak menumbuhkan dia. Bukankah dengan semakin bertumbuhnya seorang karyawan akan terbuka juga peluang semakin ia bisa memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perusahaan?

Di sisi lain jika kita berbicara tentang melayani, sebenarnya kita sedang bicara tentang hidup di luar diri sendiri alias tidak ego oriented. Zig Ziglar benar ketika berkata, "You can have everything in life you want if you will just help enough other people get what they want." Ya, Anda bisa memiliki apa pun dalam hidup ini sepanjang Anda juga mau berusaha untuk membantu orang lain mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Dengan demikian, pada dasarnya setiap manusia layak (deserve) untuk sukses. Kata "deserve" berasal dari bahasa Latin yaitu "de" yang berarti dari dan "servire" yang berarti melayani. Karenanya, kata "deserve" itu berarti "dari melayani". Itulah sebabnya, semakin banyak, semakin cepat dan semakin baik Anda melayani orang lain, semakin banyak hal yang layak Anda peroleh dalam hidup ini atau menjadi milik Anda.

Kisah sukses berbagai perusahaan besar membuktikan hal ini. Manakala produk atau jasa sebuah perusahaan bisa menjawab kebutuhan konsumen atau menyelesaikan masalah konsumen, maka pada saat itu profit akan mengalir masuk dengan sendirinya. Misalnya, jalan tol memberikan kemudahan bagi mereka yang ingin menghindari kemacetan lalu lintas (meski sering juga jalan tol dalam kota di Jakarta yang justru lebih macet daripada jalan biasa). Telepon selular canggih yang memudahkan orang berkomunikasi, tidak hanya bertelepon tapi juga bisa e-mail, chatting dan terhubungan dengan situs jejaring sosial lainnya. Dokter yang dianggap paten dan memiliki banyak pasien, biasanya dikenal luas karena cerita mengenai banyaknya pasien yang sembuh setelah diobatinya.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana menerapkan prinsip melayani ini dalam hidup sehari-hari. Berikut ada beberapa tips praktis:

1. Di mana pun Anda berada, selalu tanyakan kepada diri Anda: apa yang bisa Anda lakukan untuk membantu orang-orang di sekitar Anda lebih sukses lagi? Dengan kata lain apakah kehadiran Anda memberikan dampak yang positif bagi kehidupan mereka?

Jika Anda seorang profesional, apa saja yang bisa Anda lakukan untuk membantu rekan kerja Anda (terutama atasan langsung Anda) lebih produktif? Sudahkah Anda menjadi problem solver di tempat kerja? Apakah kehadiran Anda membuat target lebih cepat atau lebih mudah tercapai? Ingatlah, karyawan yang memberatkan sebuah perusahaan bukanlah karyawan dengan gaji paling tinggi, namun karyawan yang tidak produktif.

Jika Anda seorang pengusaha, tanyakan bagaimana caranya agar produk atau jasa Anda bisa sungguh memberikan nilai tambah bagi konsumen, bahkan nilai tambah yang sama sekali tidak diberikan oleh perusahaan lain. Jika Anda seorang guru, bagaimana caranya membuat murid-murid Anda menjadi lebih pandai dan berbudi pekerti baik?

2. Secara berkala, evaluasi diri Anda: dalam bidang apa saja Anda merasa masih harus memperbaiki diri dan kinerja Anda? Lakukan ini bersama mentor, rekan kerja atau sahabat-sahabat Anda. Semakin baik diri Anda, semakin banyak yang bisa Anda kontribusikan bagi kehidupan orang lain.

Lakukan ini secara berkala dan sungguh-sungguh. Nama besar alias kesuksesan di masa lalu serta berbagai metoda yang membawa keberhasilan di masa lalu, bukan lagi jaminan untuk membawa Anda meraih hari esok yang lebih baik. Situasi penuh kompetisi telah membuat dunia berubah dengan sangat cepat. Mau terus belajar demi memperbaiki diri dan meningkatkan diri adalah kunci penting untuk dapat terus menjadi pemenang.

3. Libatkan diri Anda dalam kegiatan sosial (non-profit). Dengan demikian Anda selalu memiliki alasan untuk mensyukuri hidup ini sekaligus merasakan hidup Anda bermakna karena Anda telah memberikan nilai tambah bagi sesama yang barangkali tidak akan pernah bisa membalas kebaikan Anda. Melibatkan diri dalam berbagai kegiatan non-profit kerap kali membuat orang mampu mengembangkan belas kasihan (compassion) dalam hidupnya sehingga di kemudian hari ia semakin dapat bertumbuh menjadi manusia yang memiliki kasih sejati kepada sesama.

Selamat mencoba.

Sumber : Daniel Martono
Halaman :
1

Ikuti Kami