Nestle yang berbasis di Swiss ini memutuskan kontrak pembelian minyak palem dengan produsen terbesar di Indonesia Sinar Mas pada akhir tahun, dan juga perusahaan Kraft.
"Secara spesifik, Nestle telah menggantikan Sinar Mas dengan pemasok lainnya." Juru bicara Nestle menjelaskan hari Rabu malam.
Di sebuah pers konferens pada hari Kamis di Jakarta, kelompok Greenpeace di Asia Selatan mengatakan bahwa Nestle tidak ‘bersih' secara menyeluruh. "Walaupun pengumuman mereka untuk menghentikan pasokan dari Sinar Mas, Nestle tetap menggunakan minyak palem sebagai komposisi KitKats (coklat) karena mereka akan tetap memasoknya dari pihak lain." Bustar Maitar, ketua tim penghijauan hutan Greenpeace di Asia Selatan berkata. Dia juga meminta Nestle untuk berhenti bekerja sama dengan grup Sinar Mas yang lain, termasuk perusahaan terbesar bidang kertas, Asia Pulp & Paper.
Di dalam pernyataan mereka, Nestle berkata bahwa mereka akan memastikan bahwa semua produsen mereka, termasuk Cargill sebuah perusahaan raksasa di US, "mengerti bahwa permintaan kami akan minyak palem tidak bersumber dari pengrusakan kehutanan."
Greenpeace mengklaim bahwa mereka menerima informasi yang rahasia yang mengungkapkan bahwa Cargill adalah konsumen utama dari Sinar Mas untuk minyak palem dari Provinsi Riau di Pulau Sumatera Indonesia tahun 2009. Dalam tiga tahun terakhir ini, pembelian meningkat hampir dua kali lipat, dengan 320.000 ton minyak palem.
Penggunaan minyak palem dengan pengrusakan hutan, mendorong orangutan menuju jurang kemusnahan, mengancam kehidupan jutaan orang yang bergantung pada hutan, dan menyebabkan perubahan drastis pada bumi. Greenpeace juga mengestimasi bahwa belakangan ini ada 45.000 sampai 69.000 orang Borneo tapi tidak ada lebih dari 7.300 orangutan Sumatera yang hidup di alam liar.
"Banyak perusahaan penanaman pohon palem melihat kami sebagai musuh... Kami bukan, karena perusahaan tersebut memberikan pekerjaan buat penduduk local. Apa yang kami tentang adalah sikap perusahaan dalam menghancurkan hutan," kata Maitar.
Sumber : antaranews/lh3