Belajar Percaya, Saat Percaya Itu Menyakitkan

Marriage / 2 March 2010

Kalangan Sendiri

Belajar Percaya, Saat Percaya Itu Menyakitkan

Puji Astuti Official Writer
5229

Dibesarkan di keluarga yang hancur, saya selalu punya masalah kepercayaan. Sayangnya untuk suami saya, dia selalu mendapat beban karena masalah ini, sekalipun hal itu kadang tidak layak. Hal ini adalah sesuatu yang menjadi beban sepanjang hidup saya. Mungkin Anda bisa mengerti alasan saya, jika saya mengatakan - "Tidak ada yang dapat dipercaya, kecuali Tuhan." Hal itu menjadi kebenaran yang saya pegang - benar atau tidak.

Saya selalu memegang baik-baik kepercayaan sebagai bentuk melindungi diri. . . atau setidaknya saya pikir demikian. Tapi memang ada waktunya ketika saya menyadari bahwa memegang kepercayaan mungkin jauh lebih menyakitkan dari pada membiarkannya begitu saja.

Sedangkan setan akan selalu berusaha menuangkan garam pada luka kita yang paling rentan, tapi dengan pertolongan Allah, kita dapat menemukan kedamaian sejati dengan diri kita sendiri dan pasangan dengan bersedia bekerja keras untuk mengobatinya dan dengan melihat lebih dekat pada kebenaran dalam Firman Tuhan.

1. "Baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia..." Yakobus 5:14

Ketika saya pertama kali mulai meminta orang untuk berdoa untuk situasi ini, saya merasa malu. Setelah itu, bagaimanapun, saya menyadari bahwa itu cara Tuhan menggunakan rasa sakit untuk kemuliaan-Nya. Ketika keadaan mulai berubah, saya mulai melihat bagaimana hal itu memungkinkan orang lain untuk menyaksikan tangan Allah dalam hidup kita sementara juga memungkinkan kita mendapatkan  kekuatan yang tidak bisa kita dapatkan jika seorang diri.

2. "Kasih itu panjang sabar." Korintus 13:1

Tuhan tidak menjanjikan kita bahwa cinta akan mudah. Akan tiba waktunya saat-saat ketika Anda tidak bahagia. Ada saatnya waktu dimana pasangan Anda tidak bahagia. Tetapi, Tuhan berkata cinta adalah panjang sabar. Ini tidak berarti akan menjadi buruk atau menyedihkan, namun itu berarti bahwa cinta selalu  bersedia untuk menderita melalui apa pun, termasuk hujan yang datang dan dengan sabar menunggu munculnya matahari.

3. "Cinta percaya yang terbaik." Korintus 13:7

Dengan kata lain, cinta bukan hanya ketika seorang istri menerima mawar, dan kemudian menyangka suaminya melakukan kesalahan sehingga berusaha menyenangkan hatinya. Ketika keluar kata-kata yang menyakitkan atau di luar karakter, cinta percaya dalam hati mereka bahwa hal tersebut maksudnya tidaklah seperti itu. Cinta percaya ketika pasangan kita pergi ke luar, kita berada di pikiran mereka dan dalam hati mereka - dan tidak ada orang lain.

4. "Lidah bisa membawa hidup atau mati." Amsal 18:21

Kata-kata adalah penghancur kepercayaan yang mengerikan. Kita dapat memilih untuk menggunakannya untuk mencerminkan perasaan kita yang sebenarnya dan mengangkat satu sama lain atau kita dapat berbicara dengan kemarahan dan membuat sedih satu sama lain. Jika pasangan Anda berbicara dengan kemarahan, Anda tidak perlu melakukan hal yang sama. Berbicara tentang perkawinan; apapun akan menular pada pasangan Anda. Senyum itu menular! Demikian juga dengan kemarahan!

5. "Menjadi dewasa." 1 Korintus 13:11

Ketika seseorang memiliki masalah kepercayaan, seringkali dia mengambil keadaan sebagai "tanda" bahwa ada sesuatu yang salah. Bila Anda menemukan diri Anda akan kembali ke pikiran kekanak-kanakan, mintalah Tuhan untuk memberikan hikmat-Nya dan Ia akan memberikannya kepada Anda.

6. "Melupakan yang dibelakang..." Filipi 3:13-14

Jika Anda tidak dapat melepaskan kenangan yang membuat Anda sulit untuk mempercayai orang lain, ingatlah apa yang Rasul Paulus katakan, "aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku."

Lupakan masa lalu menyakitkan. Berbicaralah dengan pendeta atau dapatkan bantuan dari seorang konselor profesional. Ingat bahwa masa lalu bukan merupakan refleksi masa kini. Masa lalu kita dapat terus merugikan kita juga, tetapi hanya jika kita membiarkannya.

Saya akui, saya masih dalam proses, seperti yang setiap istri dan suami alami. Tapi saya tahu bahwa saya harus mencari Kristus dan percaya kepada kebenaran-Nya di atas pikiran saya sendiri, percaya pada kata-kata-Nya dan tidak pada emosi saya sendiri.

Ketika Anda menghadapi cobaan yang datang ke pernikahan Anda, ingatlah seperti besi menajamkan besi, ingat bahwa sesuatu yang indah terjadi pada kedua bagian dalam proses. Ketika proses ini selesai, kedua-duanya akan bersinar dan menjadi indah.

Sumber : Brooke Keith; CBN.com
Halaman :
1

Ikuti Kami