Minggu (14/2), dua remaja terluka ketika seorang bersenjata melepaskan tembakan dalam kebaktian di New Gethsemane Church in Christ, kawasan San Francisco Bay.
Penyelidik mengatakan kira-kira ada 100 orang sedang berkumpul di Richmond, California, ketika tiga orang yang mengenakan penutup kepala masuk ke dalam gereja sekitar pukul 12.30, seperti yang dilaporkan Associated Press (AP). Salah satu penembak menembakkan pistol dan mengenai dua orang remaja 14 tahun dan 19 tahun pada bahu dan kaki mereka.
Jemaat gereja menjerit dan bertiarap di lantai ketika penembak menembakan peluru dengan membabi buta. Saksi mengatakan kepada surat kabar bahwa ibu para remaja tersebut sedang duduk di dekat mereka pada saat penembakan. Ketika putra-putranya ditembak, ia berteriak, berlari ke arah mimbar dan pingsan di lorong.
Namun saat ini kedua korban sudah diijinkan keluar dari rumah sakit. Selain kedua remaja ini tidak ada lagi korban terluka.
Sementara ketiga orang penembak berhasi melarikan diri dan belum tertangkap.
Penembakan telah mengejutkan banyak pengamat, yang telah melihat gereja sebagai tempat berlindung dari kekerasan semacam itu.
"Kami tidak suka hal itu terjadi. Dalam sebuah gereja? Hal itu tidak nyata," ungkap diakon gereja Charles Wallace kepada AP. "[Para tersangka] tidak menghargai atau menghormati kehidupan, khususnya di rumah Tuhan. ... Jika Anda tidak dapat mencari perlindungan di sini, lalu ke mana Anda akan pergi?"
Beberapa penyembah, anggota masyarakat dan pendeta berkumpul di gereja pada hari Senin (15/2), termasuk Uskup JW Macklin, asisten kedua ketua uskup dari Church of God in Christ.
"Anda harus menolak untuk menutup pintu," kata Macklin. "Apa yang terjadi berbicara ke tingkat kekerasan, dan tingkat sakit hati di antara orang-orang muda kita.
"Tapi kita akan membawa ribuan orang untuk unjuk rasa besar-besaran pada tanggal 6 Maret," tambahnya. "Kami akan bersatu bersama-sama pada hari itu."