Elizabeth Morrill, Pemberontak Yang Berhasil

Entrepreneurship / 11 February 2010

Kalangan Sendiri

Elizabeth Morrill, Pemberontak Yang Berhasil

Budhi Marpaung Official Writer
3229

Melawan perusahaan yang produknya sudah memiliki brand position yang kuat adalah sebuah hal mustahil bagi mereka yang baru terjun ke dalam dunia bisnis. Besarnya dana yang dimiliki kompetitor lama membuat pesaing baru urung untuk melakukan "perlawanan". Namun, semua ini tidak berlaku di dalam kamus Elizabeth Morrill.

Saat pertama kali membangun perusahaan minuman Fizzy Lizzy, Elizabeth tidak mendapat dukungan dari orang-orang disekitarnya. Pendapat-pendapat yang tak membangun harus ia terima ketika ia menjalani idenya. Para pengkritik sebenarnya bukanlah tanpa alasan melakukan itu karena wanita tersebut sebenarnya memang belum memiliki pengalaman dalam industri minuman.

Ketiadaan dukungan bukan membuat Elizabeth menjadi kehilangan semangat, justru hal ini semakin melecut dirinya untuk membuktikan bahwa usahanya akan menjadi besar. Perlu waktu yang lama untuk ia bisa menemukan racikan baru minuman yang akan diproduksi oleh perusahaannya. Keinginan untuk membuat produk dari bahan-bahan alami adalah salah satu alasan lain mengapa Elizabeth agak lama untuk memasarkan Fizzy Lizzy.

Lepas dari permasalahan racikan minuman, Elizabeth harus menghadapi penolakan dari orang-orang yang ingin mengemas jus buatannya dalam botol. Selain itu, orang-orang yang dihubunginya memberi nasihat yang menyebalkan: "Peluangnya sangat kecil untuk berhasil." Namun, ia tidak menyerah. Akhirnya, seorang ilmuwan makanan menjadi mitranya, dan Elizabeth kemudian bisa memproduksi. Setelah itu, dimulailah kerja keras dan banyak kerja beban, mengusung botol-botol kaca ke seluruh Manhattan. Dalam tujuh tahun, ia berhasil menembus satu demi satu toko yang menjual makanan khusus dan memajang produknya di rak-rak toko tersebut.

Elizabeth Morrill adalah salah satu pengusaha yang tetap percaya dengan mimpinya. Ia tidak membuang ide-ide yang ada di dalam kepalanya, justru ia membuat ide tersebut menjadi kenyataan. Ia tahu akan menghadapi hambatan yang besar, tetapi itu tidak membuatnya berhenti. Justru ia terus melangkah karena ia sadar besar kecilnya rintangan hanya bisa diketahui ketika sudah berada di dalam proses.

Sumber : The Big Idea; Donny Deutsch; Penerbit Gramedia
Halaman :
1

Ikuti Kami