Kontroversi Patung Gus Dur Berbadan Buddha

Nasional / 8 February 2010

Kalangan Sendiri

Kontroversi Patung Gus Dur Berbadan Buddha

Lestari99 Official Writer
4571

Memperingati 40 hari meninggalnya Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, sejumlah seniman Kabupaten Magelang membuat patung Gus Dur dalam beberapa versi. Di antaranya adalah patung Gus Dur berbahan batu, yaitu ‘Sinar Hati Gus Dur' karya Cipto Purnomo, ‘Gunung Gus Dur' karya Ismanto, ‘Presiden Di Sarang penyamun' karya Samsudin dan ‘Gladiator Gus Dur' karya Jono.

Patung Gus Dur tersebut dibuat dengan berbagai model yang menggambarkan Gus Dur sebagai tokoh pluralisme. Salah satunya adalah patung Gus Dur karya Cipto Purnomo yang menggambarkan tokoh Gus Dur dengan tubuh Buddha. Namun sangat disayangkan patung ini diprotes oleh Dewan Pengurus Pusat Pemuda Theravada Indonesia (DPP PATRIA). Mereka menganggap patung tersebut menyerupai Buddha, figur yang sangat dijunjung oleh umat Buddha sehingga dianggap merendahkan figur Guru Agung umat Buddha dan juga Guru Agung Dunia.

Sekilas memang patung Gus Dur karya Cipto Purnomo itu menyerupai patung Buddha. Wajah Gus Dur yang berkacamata diberi rambut mirip patung Buddha. Keluarga Gus Dur sendiri mencoba memaklumi hal itu sebagai bentuk ekspresi seni. Namun jika ada keberatan dari umat Buddha, keluarga berharap agar si pematung memberikan respondnya terhadap hal ini. Pernyataan ini disampaikan oleh Dhohir Farisi selaku menantu Gus Dur mewakili pihak keluarga.

Pembuatan patung Gus Dur dalam berbagai versi ini sebenarnya murni ingin memperlihatkan seorang Gus Dur sebagai tokoh yang multietnis dan multikultur. Kehadiran Gus Dur menghadirkan pesona yang kaya warna dalam kehidupan yang luas (agama, budaya, sosial dan politik). Bisa dibilang Gus Dur memang tidak hanya menjadi milik satu kelompok tetapi milik bangsa Indonesia. Namun jika ada pihak-pihak yang berkeberatan dengan bentuk seni ini, sudah sepantasnyalah bila pihak seniman menanggapi hal ini. Karena perbedaan cara pandang ini justru dapat menimbulkan perpecahan dan bukannya persatuan seperti yang diharapkan oleh mendiang Gus Dur.

Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami