Hatiku Wanitaku

Family / 28 January 2010

Kalangan Sendiri

Hatiku Wanitaku

Admin Spiritual Official Writer
26841

Sugito Hidayat atau yang biasa dipanggil Afuk berasal dari keluarga sederhana. Keluarga yang tidak terlalu mampu. Ia adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Kedua orang tua Afuk memberikan kasih sayang yang cukup kepadanya. Namun karena pengenalan akan firman Tuhan yang tidak kuat, ia mulai terpengaruh oleh kebiasaan buruk teman-temannya ketika ia bergaul dengan mereka. Tak heran jika sejak SMP ia sudah mulai merokok. Lulus dari SMP - Afuk melanjutkan pendidikannya ke SMA Paulus di Jakarta. Di SMA-lah Afuk mulai mengenal wanita dan jatuh dalam dosa seksual. Hari-hari selanjutnya Afuk sering pergi ke daerah kota untuk mencari tempat-tempat pelacuran.

Mengenal Pornografi Dan Dunia Pelacuran

Ketika Afuk masih kecil, ia sering tanpa sengaja melihat tontonan film porno yang disetel oleh kedua orang tuanya. Oleh karena itulah pada umur 11 tahun ia mulai tertarik dengan hal-hal yang berbau pornografi. Afuk sering mengoleksi majalah porno, bahkan sampai ke film-film porno.

Ketika beranjak remaja, seorang teman yang juga tetangga Afuk mengajak ia pergi ke sebuah hotel. Di dalam hotel ia disuguhi beberapa wanita pekerja seks komersil untuk menjadi teman kencannya. Dari situlah ia mulai terjerumus ke dalam dunia pelacuran.

"Tiap minggu saya pergi ke diskotik. Keluar dari diskotik saya mencari cewek. Terus seperti itu kegiatan saya pada waktu itu," ujar Afuk.

Memakai Susuk

Pada tahun 1986 Afuk memakai susuk yang diambilnya di daerah Banten, dengan tujuan ingin memiliki ilmu kebal. Afuk pergi ke Banten ditemani oleh anak buahnya. Saat itu Afuk mempunyai usaha tambak udang. Untuk masuk ke tambak udang miliknya, ia harus menempuh jarak dua kilometer di tempat yang gelap. Oleh karena itu ia merasa membutuhkan ilmu kebal untuk berjaga-jaga dari gangguan yang tidak diinginkan.

Beberapa waktu kemudian, ia pergi lagi ke daerah Bangka untuk menemui gurunya. Di situ ia disuruh untuk memakan pelor bulat berwarna silver yang terbuat dari besi, dan pelor itu harus dimakannya dengan buah pisang. Hal itu Afuk lakukan untuk menambah kekuatannya. Ia benar-benar percaya kepada hal-hal gaib seperti itu.

Bertemu Dengan Istri

Perkenalan Afuk dengan Indriyani yang sekarang resmi menjadi istrinya terjadi karena kantor mereka berdekatan. Saat itu Indriyani bekerja di bagian administrasi di kantornya dan Afuk bekerja sebagai orang lapangan. Karena pekerjaan mereka saling berhubungan, akhirnya mereka mulai berteman, dan sering makan siang bersama. Lama-lama timbul rasa suka di antara mereka. Setelah hubungan mereka terjalin serius selama 2 tahun, Afuk dan Indriyani akhirnya sepakat menikah pada tanggal 23 Februari 1993.

Tertarik Dengan Teman Kerja Wanita

Pernikahan Afuk dan Indriyani baru berjalan 3 bulan ketika Indriyani menyadari bahwa suaminya berselingkuh dengan wanita lain. "Wanita itu anak buah saya sendiri," kata Afuk mengenai wanita yang menjadi selingkuhannya. Lalu Afuk kembali bercerita, "Awal mulanya kami berteman biasa saja. Lama-lama kami sering terlibat dalam pembicaraan yang cukup panjang, apalagi dia sering saya antar pulang. Pembicaraan kami pun mulai menjurus ke hal-hal yang menggoda. Hingga akhirnya kami sama-sama jatuh cinta. Saat itu hubungan kami semakin dekat dan akrab. Bahkan kami terlibat hubungan terlarang, karena pada saat itu saya sudah punya istri."

Kecurigaan Sang Istri Terbukti

Setelah 3 bulan menikah, Indriyani mulai merasakan ada yang berubah dari suaminya. Sampai pada suatu malam ketika Afuk dan Indriyani hendak tidur, Indriyani melihat ada bekas "cupang" di tubuh suaminya. Bahkan dengan sengaja Afuk memperlihatkan lebih banyak lagi bekas-bekas "cupang" yang ada di tubuhnya kepada Indriyani. Hati Indriyani seperti tersayat. Terlebih menyakitkan ketika ia mengetahui bahwa wanita yang melakukannya adalah temannya sendiri yang tinggal tidak jauh dari rumahnya.

"Dia nggak sembunyi-sembunyi. Biasanya orang berselingkuh harus sembunyi-sembunyi biar istrinya nggak tahu. Dan dia pulang itu badannya penuh ‘cupang'. Saya bilang, kamu kelakuan seperti itu dengan umur seperti itu, apa nggak terlalu norak. Kenapa bikinnya nggak sewaktu muda. Itu kan pekerjaannya anak-anak SMP," cerita Indriyani. Karena sudah tidak tahan dengan perilaku suaminya, Indriyani pun memilih untuk berpisah.

Keesokan harinya Indriyani datang ke gereja dan duduk di bawah kaki Tuhan. Waktu itu di gereja Tampak Siring ia bilang ke pengerja di sana bahwa ia mau pelepasan. "Saya mau kalau pada akhirnya Tuhan katakan bahwa rumah tangga kami selesai, saya mau saja. Saat itu hampir satu tahun dia tinggal sama perempuan itu. Dia sudah tidak ingat lagi kepada saya. Saya lalu memutuskan untuk pulang ke rumah keluarga saya," ujar Indriyani.

Sementara itu Afuk tinggal bersama dengan selingkuhannya. Mereka hidup bersama layaknya pasangan suami-istri.

Pada suatu hari Indriyani bertekad untuk mendatangi Afuk dan memintanya untuk pulang dan kembali kepadanya. Namun Afuk mengusirnya dengan kasar. Ia berkata bahwa ia tidak memiliki perasaan apa-apa lagi kepada Indriyani. Afuk lebih memilih untuk tinggal bersama wanita selingkuhannya. Dengan hati yang hancur, Indriyani pulang seorang diri. Kesedihan dan kekecewaan yang teramat dalam ia rasakan. Selama satu bulan Indriyani merasa down. Ia bahkan tidak berani menceritakan kejadian yang dialaminya kepada kedua orang tuanya. Karena kejadian itu menurut Indriyani merupakan aib dalam rumah tangganya.

Afuk Kembali Ke Rumah

Hidup bersama wanita lain ternyata tidak membawa kebahagiaan. Pertengkaran demi pertengkaran selalu mereka alami. Hingga Afuk akhirnya menjadi depresi dan mengalami tekanan batin yang berat.

"Tapi setelah itu yang saya tahu dari teman dan keluarga saya bahwa dia banyak menanyakan informasi mengenai saya. Bahwa dia ingin pulang ke saya. Saya sendiri tidak tahu mengapa dia mau kembali sama saya," ujar Indriyani.

Afuk memberikan kesaksian, "Saat itu saya tidak tahu apakah ini berkat doa istri saya atau bukan. Akhirnya hati saya mengatakan bahwa saya lebih memilih istri saya. Pokoknya hati saya cenderung masih ke istri, karena saya tahu dia pasti selalu berdoa buat saya."

Masalah Baru Muncul Kembali

Setelah satu tahun Afuk datang kembali ke rumah, tantangan baru datang lagi menghampiri rumah tangga Indriyani. Afuk tidak menghentikan kebiasaannya untuk berselingkuh. Indriyani kerap kali mendapat sms dari seorang perempuan pelayan karaoke. "Kamu jangan ganggu pacar saya," ancam perempuan tak dikenal itu. Spontan saja Indriyani menjadi marah. Namun seiring dengan kejadian itu, luka batin pun kembali ia rasakan. "Saya kesal karena pelayan setaraf pelayan hotel pun bisa membuat dia tergoda," ujar Indriyani. Tak lama kemudian Indriyani mendapatkan ancaman dan umpatan kata-kata kotor dari preman Tanah Abang. Pria kasar itu mengancam akan menyeret-nyeret Indriyani suatu hari nanti.

Setiap kali mendapatkan kejadian yang seperti itu Indriyani selalu menceritakannya kepada Tuhan lewat sebuah tulisan surat. "Tuhan Yesus, Bapaku yang baik. Itu suamiku menyakiti aku dengan berhubungan dengan perempuan." Tulis Indriyani. "Pokoknya lega saja kalau sudah tulis surat sama Bapa di Sorga. Dan sepertinya saya dapat hadiah dari Tuhan, saya merasa menjadi anak kesayangan Tuhan. Sebelum matahari terbenam, hati saya sudah dipulihkan. Terus terang saja pergumulan saya ini penuh dengan air mata. Kalau mengenai harga diri, sepertinya saya sudah tidak punya harga diri. Luar biasa Tuhan bekerja dalam hidup saya," ujar Indriyani.

Anak Menjadi Korban Intimidasi

Kalau ada hal yang tidak berkenan di hati Afuk, ia selalu menumpahkannya dengan kemarahan yang meledak-ledak, termasuk kepada anak semata wayangnya yang bernama Daniel. Padahal anak itu masih kecil umurnya. Daniel sering kali ketakutan. Bahkan sangat ketakutan jika ia melihat Afuk. Karena selalu ketakutan dan terintimidasi, Indriyani memutuskan untuk membawa Daniel ke psikolog.

Indriyani memberikan kesaksian, "Anak saya itu kalau saya lihat dia adalah seorang yang perasa dan berhati lembut. Kemarahan papanya sangat mempengaruhi kehidupannya. Apalagi dalam proses belajar, sangat berpengaruh sekali. Beberapa nilai Daniel banyak yang turun. Karena papanya kalau marah punya suara yang menggelegar. Untuk membantu anak saya, saya bawa dia ke psikolog. Saya kaget sekali dengan hasil yang dijelaskan oleh psikolog tersebut kepada saya. Kalau Daniel gambar rumah pasti bagus, menurut psikolog - itu gambaran pelindung, yaitu identik ibu. Tetapi begitu dia gambar pohon hasilnya berantakan, menurut psikolog - dia punya gambaran Bapak agak sedikit terganggu. Ini pasti karena dia sangat takut sama papanya. Kalau marah Afuk sepertinya mau cekik anak itu."

Sebagai seorang bos, Afuk termasuk perfeksionis dan pekerja keras. Pegawai-pegawainya sering ia marahi habis-habisan, padahal hanya karena kesalahan yang sepele. "Saya dulu tidak mau pusing. Salah sedikit saja langsung saya marah, akibatnya banyak pegawai yang keluar masuk di perusahaan saya. Dan kalau marah sama karyawan, saya mengoceh terus sampai 3 hari. Hidup saya penuh stres berat. Saya selalu kerja mati-matian," ujar Afuk.

Pertemuan yang mengubahkan

Indriyani tetap tegar dan ia hanya bisa berdoa agar Tuhan mau menjamah suaminya. Tanpa sepengetahuan Afuk, Indriyani sering bercerita kepada Pak Beny mengenai kelakuan suaminya. Pak Beny bersimpati karena dia juga pernah membuat istrinya menderita. Karena Pak Beny sudah dipulihkan, tentunya dia juga mau menjadi berkat untuk memulihkan. Indriyani memberikan nama Afuk kepada Pak Beny dan mereka mendoakan Afuk dalam sebuah persekutuan doa. Saat itu Afuk belum kenal dengan Pak Beny. Sedangkan Indriyani sebelumnya sudah berteman dengan Pak Benny. Pak Benny adalah langganan Indriyani untuk membeli perlengkapan salon.

Pada sebuah kesempatan, Pak Beny mengajak Afuk untuk mengikuti acara Pria Sejati. Entah kenapa, ada dorongan kuat dari dalam diri Afuk untuk tidak menolak ajakan tersebut. "Padahal dulu kalau diajak berdoa saja, sulitnya minta ampun. Tiap ada pertemuan kelompok doa, selalu saja nama saya dibawa dalam doa, benarlah bahwa doa orang benar bila dengan yakin di doakan sangat besar kuasanya," ujar Afuk.

Afuk pun mengikuti acara Pria Sejati karena disarankan dan diarahkan oleh Pak Beny. Saat itu di Pria Sejati ada beberapa session. Setelah mengikuti 6 session Afuk benar-benar dipulihkan. "Dari semua yang pernah saya lakukan; main perempuan, tidak peduli dengan istri, sampai mengintimidasi anak, dari semuanya itu saya bertobat. Tuhan, saya mau dipulihkan!" seru Afuk dalam session pelepasan.

"Saat itu saya didoakan dan saya merasa dileher saya ada benjolan seperti bola yang sakit sekali dan perut saya mual-mual. Pokoknya saya merasa tersiksa. Dan setelah didoakan, saya merasa lega sekali dan saya merasa damai sejahtera. Saya tahu inilah yang membuat saya terikat dengan kemarahan. Saya tahu itu pasti berhubungan dengan susuk dan pelor yang dahulu pernah saya makan," ujar Afuk.

Hidup Damai Bersama Keluarga Tercinta

Sepulangnya dari acara Pria Sejati, Afuk menghampiri Indriyani, istrinya, lalu meminta maaf. Indriyani dengan wajah haru menerima permohonan maaf Afuk.

"Begitu dia datang, sudah beda. Tutur katanya sudah beda. Secara rohani saya melihat dia sudah bersih. Sepertinya dia yang kembali itu - itulah dia, dia yang saya harapkan waktu pertama kali saya meyakini dia bisa menjadi suami yang baik. Itu yang saya temukan. Dan saya bilang, Tuhan terima kasih. Apa pun yang Tuhan berikan, ini adalah yang luar biasa. Ternyata Tuhan menggenapi janji-Nya. Setelah sebelas tahun saya bergumul - akhirnya saya mendapatkan hadiah yang luar biasa dari-Nya," ujar Indriyani menutup kesaksiannya.

Tuhan mengubahkan hidup Afuk yang penuh tekanan menjadi hidup yang berkenan dihadapan-Nya. Usaha Afuk semakin lancar, dan ia juga dipercayakan menjadi pembina di Camp Pria sejati. Dan yang lebih menyenangkan adalah melihat kebahagiaan yang terpancar dari muka Daniel. Dari mukanya terlihat bahwa dia tidak terintimidasi lagi dengan keberadaan Afuk di sisinya. "Lega rasanya ketika pujian keluar dari mulut anak saya mengatakan, ‘ma, Papa sekarang sudah menjadi baik, tidak pemarah lagi sama Daniel'," ujar Afuk dengan bangga.

Bersama Daniel, serta Indriyani, istri tercinta dan wanita yang sangat luar bisa, Afuk menjalani hari-harinya dengan penuh suka cita. (Kisah ini telah ditayangkan 28 Januari 2010 dalam acara Solusi di SCTV)

Sumber Kesaksian :

Sugito Hidayat (Afuk)

Sumber : V100127162401
Halaman :
1

Ikuti Kami