Lagi-lagi bonek berbuat ulah. Kali ini para suporter Surabaya yang dikenal dengan sebutan bondo nekat alias bonek menimbulkan kerusakan pada gerbong maupun fasilitas infrastruktur PT. Kereta Api pada saat berangkat maupun pulang dari Bandung untuk mendukung tim kesayangan mereka, Persebaya. Diperkiraan para bonek ini menyebabkan kerugian pada PT Kereta Api Daerah Operasi VIII Surabaya sekitar Rp 269 juta.
Menurut Kepala Daerah Operasi (Kadaop) VIII Surabaya Judarso, Minggu (24/1/2010) di Stasiun Wonokromo, Surabaya mengatakan kerusakan terjadi pada kaca, kipas angin, langit-langit kereta, dan toilet kereta. Bahkan hampir 90 persen kaca kereta api yang mereka tumpangi mengalami kerusakan. Kerugian juga diakibatkan karena minimnya suporter yang membayar tiket yaitu sekitar 4000 orang.
Namun tak hanya PT KA Daerah Operasi VIII Surabaya, pengrusakan juga terjadi di wilayah Daerah Operasi VII, VI, dan II. Minimnya penjagaan petugas kepolisian juga menjadi penyebab terjadinya tindakan anarki para bonek. Bayangkan saja, bonek yang berjumlah ribuan tersebut hanya dikawal oleh 14 anggota kepolisian yaitu 10 orang berpakaian dinas dan 4 orang berpakaian preman.
Dalam perjalanan dari Surabaya ke Bandung maupun sebaliknya, rombongan bonek ini sempat terlibat beberapa insiden dengan massa yang daerahnya mereka lalui. Seperti yang terjadi di Stasiun Purwosari dan Jebres, Jawa Tengah, suporter Persebaya ini dihadang ribuan massa dengan lemparan batu sehingga polisi harus mengeluarkan tembakan peringatan untuk menghalau massa.
Sampai kapan kekerasan suporter sepak bola Indonesia akan terjadi? Setiap orang harus peduli, jika ingin melihat kemajuan sepak bola Indonesia. Bukan hanya pemain tetapi suporter juga harus bertindak sportif.
Sumber : detik.com