Tanda Supernatural VS Hikmat
Tammy Official Writer
Pembahasan hari ini berkaitan erat dengan pergumulan untuk menentukan pasangan hidup. Sebelumnya saya akan berangkat dahulu dari dua teori besar mengenai pasangan hidup.
Pada dasarnya teori mengenai pasangan hidup bermula dari ayat berikut ini:
Kejadian 2:18: Tuhan Allah berfirman: Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
Dalam Bible (NIV) saya mendapati kata "a helper suitable for him" yang kemudian diterjemahkan dalam Alkitab (LAI) sebagai "penolong baginya, yang sepadan baginya." Berarti dari sana terlihat jelas bahwa Allah menciptakan bagi kita satu orang pasangan hidup.
Dari teori dasar ini kemudian timbul pertanyaan: "Apakah memang Tuhan menciptakan satu penolong bagi kita sebagai pasangan hidup itu sudah ditentukan secara pasti orangnya ataukah dari sekian banyak orang kita bebas mencari orang tersebut?"
Dari teori dasar ini melahirkan dua teori besar mengenai pasangan hidup:
1. Tuhan menciptakan satu penolong yang sudah ditetapkan orangnya.
2. Tuhan menciptakan manusia begitu banyak dan manusia diberikan kebebasan memilih satu penolong yang sepadan baginya.
Saya termasuk penganut teori satu. Mengapa saya bisa dengan yakin memilih teori ini? Karena dari pengalaman orang-orang di sekitar saya, dari hal-hal yang saya dengar, dari yang saya baca, mendukung ke arah teori ini.
Dari banyak kisah yang lain, bahkan kisah klasik di Alkitab mengenai Adam dan Hawa sangat menjelaskan hal ini (Kejadian 2:18-25). Bahkan saya percaya mengenai kisah Ishak dan Ribka juga demikian (Kejadian 24).
Berkaitan dengan teori pertama dan kedua mengenai masalah jodoh, ini saya serahkan pada iman Anda. Saya tidak akan memaksakan pendapat saya pada Anda karena pemahaman tiap orang berbeda-beda.
Lalu mengapa sejumlah orang (bahkan banyak orang) yang telah menginjak usia cukup matang (bahkan dalam sejumlah kasus) sudah sangat matang, namun belum bertemu juga dengan pasangan hidupnya?
Saya menyakini ada 3 hal yang melatarbelakanginya:
1. Memang Tuhan menginginkan bahwa orang tersebut berkarya dulu dalam Tuhan.
2. Memang ada karakter yang perlu diubah dulu dari orang tersebut.
3. Karena penetapan standar pemilihan pasangan hidup yang tidak masuk akal.
Dalam kita mengindentifikasi pasangan kita (entah satu yang dipilihkan Tuhan atau yang kita pilih sendiri), ada dua cara untuk mengidentifikasinya: dengan cara supernatural dan dengan cara natural.
Saya pertama-tama akan membahas cara supernatural. Cara Tuhan untuk memberitahukan kepada kita mengenai jodoh secara supernatural bisa bermacam-macam, di antaranya: lewat mimpi, lewat penglihatan, lewat pendengaran, lewat nubuatan yang disampaikan kepada kita, bahkan lewat tanda-tanda supernatural lainnya.
Saya mau menegaskan sekali lagi. Bila Anda mendapatkan tanda-tanda supernatural tetap perlu diuji. Jadi jangan 100% menelan mentah-mentah, apalagi bila Anda tidak memiliki kepekaan untuk menangkap dan mengerti mengenai tanda-tanda supernatural dari Tuhan.
1 Tesalonika 5:21: Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.
Mengapa saya perlu tegaskan demikian? Karena hal ini bisa menjadi batu sandungan yang sangat besar bagi Anda maupun bagi orang lain. Bahkan walaupun tanda-tanda supernatural itu benar adanya, bila Anda dan jodoh Anda tidak bisa menjaga komitmen hasilnya adalah kehancuran hubungan.
Saya bukannya mau mengatakan tidak boleh bagi Anda percaya tanda-tanda supernatural dari Tuhan. Tentu saja boleh, bahkan saya termasuk orang yang percaya akan tanda-tanda supernatural dari Tuhan. Namun tetap segala sesuatu perlu diuji dan karena Tuhan memberikan kita hikmat, selain tanda-tanda supernatural sangat penting untuk kita menguji calon pasangan kita dengan hikmat.
Seandainya Anda mendapatkan nubuatan bahwa pasangan hidup Anda adalah si A, namun ternyata si A adalah istri/suami orang, apakah Anda perlu berpikir-pikir lagi? Tentu saja tidak! Jelas sudah pasti si A bukan pasangan hidup Anda. Memang bisa saja setelah tahun berganti tahun dan Anda menginjak usia tua, lalu istri/suami si A sudah meninggal dunia dan begitu pula pasangan Anda, lalu Anda menemukan bahwa si A lah pasangan hidup Anda, itu permasalahan yang lain.
Tetapi jelas untuk saat itu untuk kasus tadi, si A bukan pasangan hidup Anda untuk saat itu dan tidak perlu Anda memikir-mikirkan dan menimbang-nimbang. Jelas sekali diperlukan hikmat dalam identifikasi pasangan hidup.
Hikmat dalam pemilihan pasangan hidup telah saya tuliskan dalam artikel "Cinta, Jatuh Cinta, dan Pasangan Hidup." Silakan mengacu ke sana dalam pembahasannya. Bahkan dalam pemilihan pasangan hidup, tidak cukup hanya di tangan Anda saja keputusannya.
Tetapi Anda juga perlu berkonsultasi dengan orang-orang berhikmat lainnya, misal: pendeta Anda, pemimpin rohani, orang tua.
Karena pemilihan pasangan hidup ini hanya sekali seumur hidup, jelas kita perlu sangat ekstra hati-hati. Jadi, selamat bergumul dan jangan lupa bawa selalu Tuhan dalam pergumulan Anda!
Sumber : Archangela
Halaman :
1