Jika Anda alumni UGM Yogyakarta, maka Anda pasti sudah mengenal dengan akrab SGPC Bu Wiryo. Karena warung makan ini dulunya berada di sebelah timur Gedung Pusat UGM sejak tahun 1959, yang sekarang telah menjadi Fakultas Tekhnologi Pertanian UGM. Warung ini menjadi satu-satunya tempat makan di lingkungan kampus UGM hingga tahun 70-an. SGPC sendiri merupakan julukan yang diberikan para mahasiswa sebagai singkatan dari sego pecel alias nasi pecel. Dan saat ini SGPC telah menjadi trade mark yang melekat kuat dan gampang ditemukan di mana saja.
Pada tahun 1989, Bu Wiryo mendirikan warung nasi pecel di Selokan Mataram, tepatnya di jalan Agro CT VIII Klebengan Yogyakarta, persis di sebelah utara Fakultas Peternakan dan Kedokteran Hewan UGM. Sepeninggal Bu Wiryo di tahun 1995, Pak Kelik putranya meneruskan usaha sang ibu. Hingga saat ini warung tersebut telah mengalami banyak perubahan. Bahkan mulai tahun 2000 tersedia live music oleh para pemusik jalanan. Mereka membawakan lagu-lagu baru yang sedang naik daun dan juga lagu-lagu nostalgia.
Menu makanan yang ditawarkan di warung ini memang hanya dua jenis, tidak berubah sejak awal didirikan, yaitu nasi pecel dan nasi sup daging. Tapi jangan salah, rasanya sungguh ‘istimewa'. Apalagi dengan tambahan soun. Secara fisik, tampilannya seperti sayur bening tapi rasanya gurih dan segar. Jika Anda menyukai rasa pedas, bisa menambahkan sambal yang tersedia di meja.
Sego pecel alias nasi pecel Bu Wiryo sendiri terdiri atas sayur bayam, kacang panjang, dan taoge. Semua sayuran itu direbus dengan tingkat kematangan yang pas. Di atasnya disiram dengan bumbu pecel yang cukup banyak. Bumbu pecel inilah yang membedakan nasi pecel Bu Wiryo dari nasi pecel lainnya. Racikan bumbu pecelnya benar-benar menyuguhkan perpaduan rasa yang klop antara gurih, manis dan tidak terlalu pedas. Formula yang dipakai untuk menghasilkan bumbu pecel selezat itu tetap menjadi rahasia keluarga Bu Wiryo sampai saat ini.
Sajian menunya tidak hanya berupa nasi pecel, tapi tersedia telur ceplok sebagai temannya. Tingat kematangannya sungguh pas sehingga benar-benar mengundang selera. Jika masih kurang, Anda bisa menambahkannya dengan tahu atau tempe. Jangan lupa krupuknya untuk menciptakan citarasa yang semakin mantap. Minuman yang ditawarkannya pun beragam, teh dan jeruk hangat hingga yang segar seperti es teh, es jeruk atau sari tomat.
Harganya takkan membuat Anda pusing tujuh keliling. Hanya dengan Rp10.000 Anda sudah bisa menikmati sepiring nasi pecel plus telur ceplok, dan segelas es teh manis. Jika ingin tempe atau tahu cukup dengan menambahkan Rp500 per potong. Nasi sup dagingnya juga hanya seharga Rp8.000 per porsi.
Yang unik dari warung makan ini adalah menu-menu nyeleneh yang diberikan para pelanggannya untuk menu yang mereka pesan. Nama-nama tersebut adalah:
MakananSup tanpa kawat = sup tanpa sounPecel keramas = pecel yang diberi kuah supPecel pancasila = nasi pecel dengan tambahan sate yang terdiri dari lima telur puyuhSup bubrah = sup yang diberi bumbu pecelSup pegatan (cerai) = sup dan nasi disajikan terpisahMinumanTeh mrengut = teh kentalTeh kemul = teh hangatTeh sengkuni = teh yang dicampur dengan air jerukTirto seto = air putihWarung SGPC Bu Wiryo buka mulai pukul enam pagi hingga pukul sembilan malam. Untuk tempat duduk, jangan kuatir tidak akan kebagian karena mampu menampung sekitar 150 orang. Pengunjungnya pun tidak hanya dari kalangan mahasiswa, tetapi juga para pegawai kantor dan keluarga.
Sumber : agromedia