Maraknya pembobolan ATM seminggu terakhir ini menunjukkan betapa lemahnya sistem keamanan dalam penarikan uang di ATM. Kepala Bareskrim Mabes Polri Komjen Ito Sumardi mengatakan pihaknya akan meminta otoritas perbankan untuk membuat suatu pengamanan, mungkin dengan pemindaian sidik jari untuk aksesnya sehingga pembobolan ATM tidak akan terulang kembali.
BCA sendiri mengakui ada 200 nasabahnya mengalami masalah pengurangan saldo akibat transaksi mencurigakan. Total kerugian yang harus ditanggung BCA mencapai Rp 5 miliar. Namun sebagian besar kerugian tersebut telah diganti perseroan. Untuk mengantisipasi masalah ini, BCA telah memasang alat anti-skimming di seluruh ATM BCA. Pihak BCA menghimbau agar para nasabah segera mengganti nomor PIN ATM mereka. Termasuk para nasabah dari Jakarta yang pernah berjalan-jalan ke Bali tahun lalu, PIN mereka tetap bisa di-skimming sewaktu melakukan transaksi ATM di Bali.
Saat ini BCA sedang mempersiapkan penggunaan kartu ATM atau debet dengan combi card yang menggunakan tekhnologi chip dan magnetic. Namun ada beberapa kendala yang masih harus dipikirkan, seperti misalnya ATM dengan kartu chip berarti tidak bisa melakukan transaksi ATM di luar negeri, karena negara-negara seperti Hongkong dan Australia masih menggunakan magnetic stripe. Banyak hal yang masih harus dipelajari baik mengenai teknis maupun persiapan yang matang sebelum mengeluarkan kartu ATM yang aman dari pembobolan dan penipuan.
Sumber : kompas