Gempa dahsyat yang mengguncang Haiti pada Selasa, 12 Januari 2010 sore waktu setempat atau Rabu, 13 Januari 2010 dini hari waktu Indonesia Barat, merupakan gempa terbesar di Haiti selama 200 tahun terakhir. Di antara ribuan korban gempa, terdapat dua warga negara Indonesia (WNI) yang selamat dari bencana mematikan ini. Dua WNI tersebut merupakan bagian dari misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Haiti. Meski markas PBB di Haiti hancur, kedua WNI tersebut tidak mengalami luka-luka.
Dua volunteer PBB ini bernama Yogi Anggoro dan Endang Satriyani. Keduanya bekerja di kompleks markas besar misi pemulihan perdamaian PBB di ibukota Haiti, Port-au-Prince. Informasi ini diperoleh dari Luigi Pralangga yang bekerja pada misi PBB di Liberia (UNMIL) yang berhasil berbicara dengan kedua WNI tersebut via telepon dari Haiti via jalur telepon Tie-line (DISA). Kedua WNI tersebut mengabarkan bahwa mereka selamat dan sehat.
Badan Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan gempa di Haiti berpusat di 18,45 derajat lintang utara dan 72,44 bujur barat atau berjarak 15 km barat daya ibukota Port-au-Prince. Saat ini, jalur penerbangan menuju Haiti dibatasi dan hanya mengizinkan penerbangan bantuan untuk misi kemanusiaan saja.
Satu hal yang harus disadari, bumi ini sudah semakin tua. Entah berapa lama ia akan bertahan. Tapi satu hal yang pasti, setiap bencana yang terjadi di belahan bumi manapun merupakan masalah kita bersama karena kita tinggal di bumi yang sama.
Sumber : Berbagai Sumber