Lebih dari 16.000 mahasiswa berkumpul di St. Louis pada akhir tahun kemarin dari seluruh Amerika dan Kanada. Tujuan mereka: belajar lebih dalam tentang misi dan panggilan Tuhan dalam kehidupan mereka.
Mereka adalah bagian dari InterVarsity Christian Fellowship's 22nd Urbana Missions Conference.
"Pada konferensi Urbana ini yang Anda lihat adalah sejumlah besar mahasiswa yang serius pada iman mereka dan serius menanggapi bagaimana iman mereka bersentuhan dengan kebutuhan global," InterVarsity York More menjelaskan.
Hari-hari ini banyak anak muda yang berpikir tentang misi dengan cara-cara yang baru dan segar. Mereka peduli pada isu-isu keadilan sosial serta penginjilan. Mereka juga menyusun strategi bagaimana menjangkau komunitas lain yang bermunculan seperti komunitas Muslim dan gay.
Andrew Marin adalah presiden dan pendiri dari The Marin Foundation, sebuah organisasi non profit yag melayani komunitas gay.
"Mahasiswa adalah sebuah kelompok anak muda yang paling lapar untuk membangun jejaring dengan komunitas gay dan lesbian," ujar Andrew. "Karena keadaan ini harus mereka hadapi lima hari dalam seminggu, delapan jam dalam sehari ketika mereka berada di kampus, dimanapun mereka melangkah dan kemanapun mereka berpaling."
Lebih dari seribu mahasiswa mengikuti seminar yang diadakan oleh The Marin Foundation untuk menjangkau gay. Ribuan lainnya memilih untuk mengikuti seminar tentang isu keadilan sosial seperti masalah kemiskinan dan AIDS.
Bagi banyak orang, hal ini adalah kesempatan unik untuk mempelajari lebih lanjut akan kebutuhan global - dan di mana mereka bisa terlibat di dalamnya.
"Saya telah melakukan misi di Meksiko, saya begitu menikmatinya tapi saya merasa ada begitu banyak kebutuhan dari kota asal saya - terutama dengan para pengungsi," ujar Elaine, salah satu peserta Urbana.
Lisa berkata, "Saya hanya ingin mendapatkan apa yang harus saya fokuskan untuk langkah selanjutnya dan juga mendengar kesaksian dari orang lain yang telah pergi misi sebelum saya."
Pemimpin InterVarsity mengatakan mereka telah menantang para mahasiswa untuk berkomitmen pada minggu-minggu tersebut. Bagi sebagian orang, inilah pertama kalinya mereka memutuskan untuk menyerahkan hidup mereka bagi Kristus. Tapi bagi banyak yang lainnya, ini adalah sebuah komitmen untuk melakukan misi - dimanapun kehadiran mereka dibutuhkan.
Moore mengatakan, "Kita akan melihat bagaimana generasi mahasiswa dipanggil masuk ke dalam zaman misi modern."
"Pada konvensi ini," ujarnya, "Anda akan melihat para mahasiswa membuat keputusan di sepanjang perjalanan kehidupan mereka untuk membuat komitmen seumur hidup bagi misi."
Sumber : cbn.com / LEP