"Berapa banyak Anda tahu tentang diri Anda sendiri jika Anda belum pernah bertarung? Saya tidak mau mati tanpa bekas luka..." - tulis Chuck Palahniuk, penulis dari Fight Club.
Saya sedang memikirkan hal itu tadi pagi tentang apa artinya terlibat dalam sebuah pertarungan. Sebagai seorang wanita, hal itu tentu saja bukan jalan yang harus dipilih sebagaimana layaknya seorang pria. Namun, sebagai seorang anak, saya dan saudara-saudara saya pernah terlibat konflik dan saya menyadari mekanisme dari pertempuran itu.
Kebanyakan orang setuju bahwa bertarung dengan hanya melibatkan satu pihak bukanlah pertarungan yang sesungguhnya. Itu hanya pemukulan. Itu hanyalah seorang pengganggu yang mengambil keuntungan dari seseorang yang lebih lemah dari dirinya. Sebuah pertarungan melibatkan kedua belah pihak; Anda saling memukul.
Analogi ini sama halnya dengan seseorang yang menjaga imannya. Jika Anda ingin menjadi orang Kristen atau memiliki kesadaran akan Tuhan, maka kehidupan ini akan memerangi Anda untuk hal itu. Kejadian demi kejadian akan memukul Anda, dan tidak ada pukulan yang lebih keras daripada kehidupan itu sendiri. Dunia ini akan mencoba mengambil sukacita dan damai yang Anda miliki melalui setiap keadaan yang tidak Anda harapkan, setiap tragedi yang tak terduga, dan setiap perangkap yang tidak Anda duga sebelumnya.
Jadi, apa yang akan Anda lakukan? Anda dapat menyerah pasrah dan meringkuk seperti seorang janin, menutupi wajah Anda dan menerima setiap pukulan itu. Sejujurnya, terkadang ada saat hanya itulah yang dapat Anda lakukan. Beberapa saat sukar yang harus kita hadapi adalah ujian sederhana dari ketahanan.
Atau Anda bisa saja membantu musuh dengan melukai diri Anda sendiri. Hal itu terjadi ketika Anda setuju dengan setiap pikiran negatif yang muncul dari dalam diri Anda: "Saya memang tidak cukup baik, tidak cukup pintar, dan lain-lain." Musuh Anda pun tidak perlu melakukan apa-apa lagi karena Anda akan terus menyalahkan diri sendiri.
Tapi ada pilihan ketiga: Anda dapat melawannya. Anda dapat melawan dengan mengingat janji-janji Allah bahwa tidak ada satupun senjata yang ditujukan kepada Anda dapat membuat Anda tergeletak (Yesaya 54:17). Simpanlah perkataan-Nya di dalam hati dan kenakan itu pada lengan baju Anda. Bangkitlah berdiri melawan setiap kebohongan yang berusaha menenggelamkan kapal kehidupan Anda.
Sikap seperti itu bisa jadi akan menimbulkan pertempuran yang sengit. Anda akan terluka. Anda akan menjadi bingung. Musuh Anda tidak bertempur secara adil, dan dia sangat tahu titik lemah yang Anda miliki. Jangan pernah berpikir bahwa musuh Anda tidak akan memukul telak tepat di bagian yang menyakitkan.
Sangat sulit untuk membayangkan bahwa Anda akan keluar dari pertempuran tanpa terluka. Bahkan Yesus pun memiliki bekas luka. Yesus memperlihatkan bekas luka itu kepada para murid-Nya setelah kebangkitan-Nya (lihat Lukas 24:39). Bahkan bekas luka itu justru membuktikan bahwa Yesus telah mati namun IA bangkit kembali. Menurut saya luka yang kita alami juga memiliki kemiripan yang sama. Bekas luka itu adalah bukti bahwa kita mampu bertahan. Bekas luka itu akan membuat kita memenuhi syarat untuk berbicara dengan mereka yang menderita dan berkata, "Saya pernah berada di sana".
Jadi, tegakkan kepala Anda. Anda mungkin akan kehilangan beberapa pertempuran, tapi ingatlah bahwa Anda telah memenangkan peperangan.
Sumber : Jennifer E. Jones