El Shaddai

Kata Alkitab / 9 January 2010

Kalangan Sendiri

El Shaddai

Lestari99 Official Writer
5693

Cerita ini mengisahkan tentang seorang yang sangat kaya dan diajukan pertanyaan mengenai uang, "Seberapa cukup uang Anda?" Dan ia menjawab, "Jika ditambah sedikit lagi."

Budaya kita dipenuhi dengan pesan yang mencoba meyakinkan bahwa kita tidak pernah cukup... tidak cukup uang, tidak cukup terkenal, tidak cukup makanan, tidak cukup memiliki kontrol, tidak cukup memiliki dan mendapatkan cinta... tidak pernah cukup. Anda tidak percaya? Nyalakan televisi atau bacalah sebuah majalah. Iklan yang terpampang di sana menggoda Anda untuk membeli produk mereka dan mencoba meyakinkan bahwa Anda membutuhkan lebih dari yang sudah Anda miliki saat ini. Anda membutuhkan sesuatu yang lebih besar, lebih baik, lebih mahal dan produk yang mereka jual memiliki ‘sedikit kelebihan' yang dapat membawa Anda kepada ‘kebahagiaan yang sejati'.

Mari kita menggali kepada salah satu nama yang disebut Allah untuk berbicara tentang kecukupan-Nya. Setiap kali kita mendengar Allah berbicara tentang diri-Nya di dalam Alkitab sebagai ‘Tuhan Yang Maha Kuasa', kita akan mendengar sebuah nama Ibrani, El Shaddai. Mari lihat kisah Abram dalam Kejadian 17:1-9, di mana Tuhan menyebutkan nama ini kepada sang bapa leluhur.

1 Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.

2 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak."

3 Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya:

4 "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.

5 Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.

6 Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.

7 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.

8 Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka."

9 Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.

Dalam bagian Kitab Suci ini, perjanjian yang sedang diberlakukan bergantung hampir sepenuhnya kepada Allah. Tidak kurang dari delapan kali Tuhan mengatakan kepada Abram sesuatu yang Dia akan lakukan untuknya. Satu-satunya hal yang Tuhan minta dari Abram adalah untuk menjaga perjanjian, berjalan di hadapan Allah dan hidup tidak bercacat. Jika Abram berjalan dalam ketaatan, ada berkat besar menanti di depannya tidak hanya bagi dirinya sendiri tapi bagi semua keturunannya.

Perhatikan bagian ini, Tuhan tidak menanyakan apakah Abram mampu melakukan apa yang diminta. Sebaliknya, Tuhan mulai menyatakan kepada Abram bahwa diri-Nya akan menjadi kecukupan bagi Abram dan jika Abram berjalan di hadapan Tuhan, Dia akan memampukan Abram untuk menjaga perjanjian. Allah akan mencukupkan segala yang Abram butuhkan. Allah akan menjadi El Shaddai-nya Abram.

Tuhan tidak pernah memanggil kita untuk berjalan di hadapan-Nya untuk kemudian menghilang, meninggalkan kita untuk memetakan sendiri jalan terbaik yang diambil oleh diri kita sendiri. Melalui kehadiran Roh Kudus yang berdiam di dalam kita, El Shaddai menyediakan segala yang kita perlukan untuk berjalan di jalan-jalan-Nya Allah.

Mungkin ada tempat di dalam kehidupan Anda di mana Allah berkata, "Aku adalah El Shaddai bagimu; berjalanlah di hadapan-Ku dengan tidak bercacat. Aku cukup bagimu untuk segala sesuatu yang akan Kuminta darimu untuk dilakukan. Percayalah kepada-Ku, berjalanlah di hadapan-Ku dan lihatlah berkat yang akan Kubawa kepadamu."

Saudaraku, Dia berjanji akan mencukupkan segala sesuatu yang Ia ijinkan terjadi dalam hidup Anda. Apakah Anda mempercayai-Nya? Bersediakah Anda, dalam iman, berjalan di hadapan-Nya dan percaya bahwa Dia cukup bagi Anda?

Sumber : Leah Adams

Sumber : cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami