Kalo di Indonesia baru-baru ini mewabah rabies yang disebabkan oleh anjing gila, lain lagi yang terjadi di Peru. Sebanyak tujuh anak-anak meninggal akibat rabies setelah mereka digigit oleh kelelawar di hutan tropis bagian utara Peru.
Seperti yang diungkapkan kepada surat kabar Peru 21 oleh Direktur Kesehatan Regional di Provinsi Amazon, Peru utara, Elias Bohorquez bahwa seluruh korban memiliki gejala rabies seperti tidak tahan terhadap sinar, takut pada air, tubuh kejang, banyak mengeluarkan air liur dan kejang urat. Namun diagnosa secara medis telah tertunda karena masyarakat pribumi menolak otopsi. Dinas kesehatan regional terus melakukan pendekatan kepada kepala suku pribumi dalam upaya menanggulangi wabah tersebut.
Tragedi tersebut terjadi di masyarakat pribumi Kigkis, tempat beberapa kelompok penting seperti Awajun dan Wampis, yang biasanya membangun gubuk mereka dengan menggunakan ranting dan cabang pohon. Gubuk yang rusak seringkali membuat penghuninya sangat rentan terhadap serangan kelelawar penghisap darah pada malam hari, terutama pada musim panas. Sumber : antaranews.com