Hamba Tuhan Terjebak Narkoba

Family / 4 January 2010

Kalangan Sendiri

Hamba Tuhan Terjebak Narkoba

Admin Spiritual Official Writer
18049

Ketika sebuah keinginan atau nafsu yang timbul dari dalam hati mendesak seseorang untuk segera memenuhinya, maka tidak jarang banyak orang yang terjebak olehnya. Seperti Lukas Gunawan, seorang pendeta yang kecanduan narkoba. Dari menjadi seorang pendeta, dia diam-diam beralih profesi menjadi seorang pengedar narkoba. Istrinya pun merencanakan pembunuhan terhadapnya.

Kisah ini dimulai pada tahun 1996. Lukas Gunawan mengajukan surat pengunduran diri dari gereja. Tekadnya sudah bulat untuk meninggalkan semua aktifitas pelayanannya.

"Saya ingin menjadi lebih kaya. Kalau saya melayani Tuhan, saya mendapat gaji tetap setiap bulan dan saya berpikir kapan saya bisa memiliki barang-barang mewah dan bagus seperti yang saya harapkan pada waktu itu."

Keputusannya untuk mundur dari gereja membawa Lukas bertemu dengan teman-teman lamanya yang sudah terlebih dahulu menekuni bisnis. Kesuksesan sepertinya akan segera menjadi kenyataan dalam hidup Lukas.

"Rupanya teman-teman saya ini sudah menjadi pemakai narkoba. Jadi akhirnya dari pertemuan-pertemuan awal ini selama beberapa bulan, bukan bidang usaha yang kita bicarakan tapi lebih banyak kepada entertainment. Kami bertemu di tempat-tempat hiburan malam, mendengarkan musik, dan di situlah saya berkenalan dengan yang namanya narkoba. Pada saat itu saya mengenal pil ecstasy. Saya hidup di dalam dunia narkoba ini kurang lebih empat tahun."

Narkoba ternyata memupuskan semua harapan Lukas. Ia terseret semakin dalam dengan keterikatannya. Untuk memuaskan hasratnya pada narkoba, ia nekad melakukan hal yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Lukas beralih profesi menjadi pengedar narkoba.

"Peran saya sebagai kepala keluarga sangat rusak. Saya tidak memberikan nafkah untuk keluarga, dan saya pun jarang di rumah. Jadi lama-kelamaan keluarga saya di ambang kehancuran."

Istrinya, Haryani, menceritakan pengalamannya pada saat itu.

"Ketika saya membuktikan sendiri bahwa dia terlibat dengan narkoba, hati saya hancur sekali. Hancur.... sedih.... berkecamuk di dalam dada sampai akhirnya timbul pemberontakan-pemberontakan saya terhadap dia."

Keterikatan Lukas kepada narkoba selama bertahun-tahun memicu pertengkaran demi pertengkaran di dalam rumah tangganya. Sehingga sebuah keputusan diambil oleh Haryani, istrinya. Haryani berniat membunuh Lukas, suaminya.

"Suami saya tahan pisau itu. Dia tahan.... tahan.... sampai tangannya berdarah-darah. Pada saat itu kebetulan ada teman saya yang suka memberikan konseling kepada saya. Dia yang melerai pertengkaran saya sehingga tidak terjadi pembunuhan tersebut."

"Setelah saya masuk ke dalam dunia kegelapan narkoba ini, akhirnya ujung-ujungnya rumah pun dijual. Kemudian tadinya kita punya beberapa mobil yang baik, itu pun dijual. Terjadi kemerosotan juga di dalam perekonomian keluarga. Pekerjaan saya ini bisa dikatakan pekerjaan haram. Uangnya pun bisa dikatakan uang setan, dimakan sama iblis. Tidak pernah uangnya bisa terkumpul."

Empat tahun bukan waktu yang singkat bagi Haryani untuk bersabar menghadapi suami yang menjadi pecandu narkoba. Kepergian Lukas selama berbulan-bulan memperburuk kemelut rumah tangganya. Hal ini menimbulkan depresi yang amat berat dalam kehidupan Haryani. Terbersit sebuah jalan pintas untuk mengakhiri penderitaan di dalam hatinya hingga suatu ketika Haryani pun menjadi gelap mata.

"Saya sempat membawa dua orang anak saya ke jalan tol. Saya setir mobil saya  sekencang-kencangnya. Saya terpikir mau membawa mobil itu ke pinggir kemudian saya ketengahkan lagi dengan tiba-tiba supaya ada orang yang nabrak dari belakang. Saya hanya menyesali hidup saya yang seperti ini. Suami pergi meninggalkan saya dan anak-anak, tidak punya tanggung jawab sama sekali. Sementara usaha saya juga sudah menjadi morat-marit, tetapi seperti ada suara yang bilang, ‘Kamu gila melakukan hal itu. Anak-anak kamu tidak bersalah. Kamu tidak boleh lakukan itu. Kamu berdosa. Apakah dengan jalan kamu mati, kamu akan beres? Akan selesai masalahnya?' Oh Tuhan, ampuni saya.... Semenjak kejadian itu saya sudah mulai lagi membawa nama Tuhan dalam pergumulan saya."

Di lain pihak, Tuhan mulai bekerja di dalam hati Lukas.

"Memasuki tahun 1999 - 2000an, saya mengalami suatu depresi yang cukup berat karena efek dari pemakaian narkoba ini. Timbul perasaan sedih, kemudian timbul perasaan takut yang tidak jelas. Karena saya tidak bisa tidur selama berhari-hari, mulai timbul yang namanya halusinasi. Pengamatan saya menjadi kacau. Dan itulah yang membuat saya lebih takut lagi. Saya pikir saya akan meninggal. Hal itu menjadi salah satu pendorong yang membuat saya ingin segera berbalik kepada Tuhan."

Dukungan dari teman-temannya semakin menguatkan Haryani untuk mengandalkan pertolongan Tuhan bagi pemulihan keluarganya. Melalui pertolongan seorang hamba Tuhan, Haryani bertemu kembali dengan Lukas setelah berpisah selama enam bulan. Namun pergumulan Lukas dan Haryani belum selesai karena Lukas harus berjuang untuk melawan ketergantungannya terhadap narkoba.

"ketika kami sudah kembali hidup bersama dan saya melihat suami saya yang tertidur, sepertinya kelelahan, ada rasa kasihan di hati saya. Saya berpikir bahwa saya juga bukan seorang istri yang baik. Saya terlalu keras sehingga membuat dia seperti itu."

Pemulihan demi pemulihan terus dialami Lukas dari keterikatannya terhadap narkoba. Yesus hadir dan menyatakan kuasanya untuk memulihkan kehidupan rumah tangga dan membebaskannya dari belenggu narkoba hingga hari ini.

"Tuhan itu sangat luar biasa mengasihi saya dan keluarga saya. Karena saya diberikan kesempatan untuk bertobat dan saya diberikan kesempatan lagi untuk melayani Tuhan. Jadi aktifitas saya pada hari-hari ini juga selain saya bekerja adalah untuk melayani Tuhan dengan sepenuh hati."

"Tuhan, terima kasih karena Engkau telah teguhkan hati saya untuk tetap bersatu dengan suami saya sehingga tidak terjadi perceraian. Tuhan, terima kasih Engkau telah bentuk keluarga kami sedemikian rupa sehingga kami bisa ada sampai dengan hari ini untuk kemuliaan nama Tuhan."

Tidak ada seorangpun yang kebal terhadap dosa. Sekalipun dia seorang pendeta atau dia mempunyai gelar yang lain atau dia seorang yang aktif di rumah-rumah ibadah, tetapi kalau dia tidak menjaga hati dan tidak memiliki takut akan Tuhan, dia bisa jatuh ke dalam dosa. Dan dosa ini yang membuat hubungan manusia terpisah dengan Tuhan. Dosa yang membuat doa kita tidak dijawab oleh Tuhan. Dan upah dosa adalah maut, mati dan binasa. Yesus Kristus datang untuk mengampuni dosa kita. Dan DIA berjanji jika kita mengaku dosa, maka IA setia dan adil. Dosa kita akan diampuni dan DIA akan menyucikan kita dari segala kejahatan kita dan memberikan jaminan hidup yang kekal. (Kisah ini ditayangkan 4 Januari 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

 

Sumber Kesaksian :
Lukas Gunawan
Sumber : V090311110814
Halaman :
1

Ikuti Kami