Mantan juara dunia tinju kelas berat Evander Holyfield (AS) telah menandatangani kontrak bertarung menantang Francois Botha (Afsel) untuk memperebutkan sabuk juara Federasi Tinju Dunia (WBF) di Uganda, 16 Januari. Petinju kelahiran 19 Oktober 1962 itu memerlukan pertarungan itu untuk mengatasi kesulitan keuangannya seterlah dua kali menghadapi penutupan tanah miliknya di pinggiran Kota Atlanta, AS, karena gagal membayar utang senilai US$ 10 juta atau sekitar Rp 100 miliar. Pertarungan tersebut dikirakan akan mendatangkan uang besar melalui tayangan langsung televisi berbayar dan akan disaksikan langsung 80.000 penggemar kedua petinju.
Panitia Penyelenggara pertarungan di Stadion Nambole Kampala, Uganda, Kamis (31/12), menyatakan, kedua petinju telah menandatangani kontrak. Holyfield (47 tahun) adalah mantan empat kali juara dunia tinju yang berhasil memenangi lima dari 12 kali pertarungan terakhirnya. Mantan juara dunia tinju kelas penjelajah dan berat ini, meyakini kemenangan atas Botha akan memberinya satu lagi gelar juara dunia tinju prestisius.
Holyfield memiliki rekor bertanding 42 kali menang, 10 kali kalah, 2 kali seri dan telah mengumpulkan lebih dari US$ 200 juta atau sekitar Rp 2 triliun dari ring tinju. Dari jumlah itu, US$ 34 juta atau Rp 340 miliar di antaranya diperoleh saat menghadapi Mike Tyson pada pertarungan kedua mereka pada 1997. Pertarungan itu berakhir dengan diskualifikasi karena Tyson menggigit telinga Holyfield hingga putus sebagian. Dia belum pernah bertarung kembali sejak kalah angka melawan Nikolai Valuev setahun lalu.
Sumber : suara pembaharuan.com