Menciptakan komunikasi harmonis dengan rasa saling menerima bagi pasangan suami istri adalah suatu keharusan. Ini wajib dilakukan untuk memelihara keutuhan keluarga dan kelanggengan rumah tangga.
Menjadi pasangan yang awet hingga kakek nenek adalah impian semua pasangan yang telah memutuskan untuk menikah. Ibarat sebuah bangunan, komunikasi harmonis dan perasaan saling menerima pasangan merupakan pondasi dasar yang harus selalu diupayakan.
Saling memahami satu sama lain, saling menerima baik sisi positif maupun sisi negatif, menerima kekurangan maupun kelebihannya, itulah tanda-tanda dari sebuah hubungan yang baik atau keluarga yang membawa kebahagiaan bagi anggotanya.
Betapa sikap saling menerima ini akan membawa dampak menyatukan, memperkuat, dan mendukung keutuhan maupun fungsi masing-masing pasangan maupun anggota keluarga. Ketika Anda sudah memutuskan untuk hidup bersama, tanpa perkecualian maka Anda harus siap saling menerima satu sama lain.
Bagaimana caranya? Berikut beberapa tips yang mungkin bisa membantu Anda untuk dapat lebih memahami dan menerima diri sendiri, orang lain maupun pasangan Anda:
Berpikir positif dan terbuka terhadap masukan orang lain, dapat membantu kita untuk lebih mengenali diri sendiri. Tak ada gading yang tak retak. Jangan memaksa diri sendiri atau orang lain menjadi manusia sempurna. Tak ada kata terlambat untuk belajar menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya.
Kekeliruan itu manusiawi. Selalu belajar memaafkan diri sendiri dan orang lain. Jangan bersikap berlebihan terhadap kekurangan maupun kelebihan.
Tanamkan pada diri sendiri, bagian kita adalah belajar menjadi pendamping yang terbaik bagi pasangan kita dan bukannya menuntut pasangan kita untuk menjadi pendamping yang terbaik bagi diri kita. Percayalah, ketika perubahan diawali dari diri kita sendiri, cepat atau lambat pasangan kita pasti ikut berubah dan bukannya sebaliknya. Belajarlah untuk senantiasa menabur, karena sekecil apapun kebaikan dan air mata yang Anda tabur hari ini, Anda pasti akan menuainya suatu hari nanti.
Sumber : Keluargaku Permataku