Tahukah Anda bahwa pertama kali kamera foto ada, tidak sesederhana menekan tombol langsung jadi foto. Penyederhanaan alat fotografi terlintas dalam pikiran seorang pria muda yang awam dengan fotografi namun untuk mengabadikan perjalanannya dia harus membawa kamera kotak yang besar, sebuah tripot yang berat yang sanggup menopang sebuah bungalow, sebuah plat, bubuk nitrat dan baskom air. Pria yang merasa hal ini sangat merepotkan adalah George Eastman, pendiri dari Eastman Kodak Company.
Eastman lahir pada 12 Juli 1854 di Waterville, New York. Keluarganya bukanlah orang yang berada, ayahnya hanya memiliki usaha dalam pembibitan. Ketika Eastman berusia tujuh tahun tahun, ayahnya meninggal dunia. Karena hal ini, Eastman tidak bisa melanjutkan sekolahnya.
Keluarga Eastman menyadari bahwa mereka dalam keadaan bangkrut. Sekalipun baru berusia tujuh tahun, Eastman sudah sadar bahwa dia harus menopang kehidupan keluarganya. Ibunya menjadikan rumah mereka sebagai penginapan. Melihat ibunya membanting tulang, Eastman merasa bahwa dirinya harus melakukan sesuatu. Dia mulai menjadi seorang kurir di sebuah bank dan dibayar 3 dolar seminggu.
Tidak lama kemudian Eastman bekerja untuk sebuah agen asuransi lokal, dan berkat inisiatifnya, pendapatannya meningkat menjadi 5 dolar seminggu. Dia memberikan semua uangnya pada ibunya untuk membantu ekonomi keluarganya. Hal ini penting karena saudara perempuannya Katie lumpuh karena penyakit polio. Sayangnya, sekalipun Eastman sudah bekerja keras, Katie meninggal dunia ketika berusia 16 tahun.
Setelah bekerja di asuransi selama lima tahun, Eastman diterima bekerja sebagai pegawai junior di Rochester Savings Bank, dengan gaji 15 dolar seminggu. Dengan penghasilannya itu, ia mulai berpikir untuk sebuah liburan. Dia sudah lama ingin mengunjungi Santo Domingo. Mendengar rencananya itu, seorang teman kerjanya menyarankan dia untuk membuat catatan tentang penjalanannya itu. Hal ini mengubah rencana Eastman.
Dia kemudian membeli perlengkapan fotografi, namun dia menemui kesulitan dengan semua alat itu. Bahkan dia harus membayar fotografer professional untuk mengajarinya menggunakan alat itu. Inilah titik perubahan dunia fotografi.
Eastman pernah berkata, "Apa yang kita lakukan selama jam kerja kita menentukan apa yang kita miliki; apa yang kita lakukan di waktu senggang kita menentukan siapa diri kita."
Untuk Eastman, kedua hal itu adalah sama. Eastman telah menemukan sebuah gairah dalam fotografi yang belum ia pernah dikenal sebelumnya. Dari tidak pernah mengambil gambar hingga memulai sebuah perusahaan yang berfokus pada hal itu, Eastman mengambil risiko. Apa yang membuatnya berani mengambil resiko sebesar itu?
Pengalaman: Karena Eastman tidak tahu apa-apa tentang kamera ketika ia pertama kali mulai, dia tidak tahu apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan. Yang dia tahu adalah bahwa harus ada yang lebih sederhana, dalam cara mengambil sebuah gambar. Itu adalah sebuah idealisme dan kenaifan yang memungkinkan dia untuk mencapai mimpi yang mustahil.
Branding: "Saya selalu mengagumi huruf K karena kemampuannya untuk menyerang pada nada tertentu di telinga, nada tentang kekuasaan, kekuatan dan resonansi," demikian ungkap Eastman. Sementara orang yang lain mungkin menyebutnya gila karena begitu peduli tentang nama, namun Eastman mengerti bahwa namanya adalah bagian penting dalam membuat formula sebuah merek.
Inovasi: bisnis Eastman terlihat cukup sukses di awal, tetapi ia tahu ada sesuatu yang salah. Dia tahu bahwa dengan membuat kamera begitu mahal, ia kehilangan pasar yang besar. Dengan berfokus pada inovasi dan menyesuaikan produknya untuk kebutuhan pasar yang lebih luas, Eastman mampu membawa kesuksesan pada tingkat yang baru.
Kepemimpinan: Dia adalah bos tangguh - banyak kata yang berarti bos - dia tak takut membiarkan orang tahu apa yang sedang dipikirkannya. Tapi Eastman juga memahami bahwa kepemimpinan berarti lebih dari sekedar meletakkan aturan. Dengan memberi penghargaan berupa upah pekerja yang cukup dan pembagian keuntungan yang cukup signifikan, Eastman telah menumbuhkan dalam diri mereka rasa kesetiaan yang kuat dan kebanggaan.
Kekuatan: Dari kemerosotan ekonomi, menghadapi sikap bermusuhan dari karyawan, hingga kegagalan produk, berhasil dihadapi hingga dia mencapai jalan menuju kesuksesan.
Sebelum ia meninggal, Eastman memutuskan untuk mendermakan sebagian besar harta - tanpa nama. "Jika seorang pria memiliki kekayaan, ia harus membuat pilihan, karena ada uang yang sudah menumpuk," katanya. "Dia bisa tetap menyimpannya, dan kemudian meninggalkannya untuk orang lain untuk mengelolanya setelah ia mati. Atau dia bisa melakukan sebuah tindakan dan bersenang-senang, sementara ia masih hidup. Saya lebih suka melakukan tindakan dan menyesuaikan diri kepada kebutuhan manusia, dan membuat rencana kerja."
Apakah keberhasilan mengubah orang? Tentu saja. Namun seseorang bisa menjadi lebih baik atau lebih buruk. Dan Eastman adalah orang yang memiliki dedikasi, dan menjadi lebih baik dengan apa yang dicapainya.
Sumber : Evancarmichael.com