Mie lontong di Semarang lebih popular dengan sebutan mie kopyok. Kopyok dalam bahasa jawa berarti aduk. Jadi, mie kopyok artinya kurang lebih mie yang diaduk. Mie kopyok kebanyakan dijajakan dengan gerobak keliling dari kampung ke kampung. Bermula dari mendorong gerobak keluar masuk kampung mendatangi para pelanggan, kini Pak Dhuwur (orangnya memang dhuwur alias tinggi) justru didatangi para pelanggannya.
Posisi warung Pak Dhuwur berada di Jalan Tanjung, tepat di belakang kantor PLN. Warung sederhananya itu mulai buka pukul 8 pagi dan tutup sekitar pukul 5 sore, meski sering kali jam 3 sore sudah kehabisan dagangan.
Meskipun di tendanya tertulis dengan jelas Mie Lontong, namun warung Pak Dhuwur lebih populer dengan sebutan Mie Kopyok Pak Dhuwur. Semakin siang warung yang berada di atas trotoar ini semakin ramai. Namun pelayanan di warung ini terhitung cepat, sekitar 5 menit seporsi mie kopyok sudah tersaji di meja.
Mie kopyok berisi potongan lontong, mie, taoge yang dicelup air panas, irisan tahu yang tengahnya kosong (tahu pong), dan bumbu cair yang terdiri atas air bawang putih. Lalu irisan seledri dan bawang merah goreng ditaburkan di atas hidangan. Bahan terakhir adalah kerupuk karak atau gendar (kerupuk dari beras) diremas dan ditaburkan merata. Lalu kecap ditambahkan sesuai selera. Mie kopyok pun siap disantap. Seperti biasa, sambal bagi penyuka pedas juga tersedia. Sebagian besar para pelanggan memang menyantap mie kopyok dengan banyak sambal untuk mendapatkan sensasi rasa pedas.
Mie kopyok siap disantap kapan saja. Tapi umumnya orang menyantap mie kopyok di pagi dan siang hari. Rasanya dijamin lezat dan segar! Bumbu cair dari air bawang putihnya benar-benar meresap ke dalam kuah dan menyatu dengan rasa.
Pak Dhuwur sudah terkenal di Kota Lumpia ini karena ia telah berjualan di Kota Semarang sejak tahun 1974. Pelanggan warung ini pun cukup beragam, dari anak sekolah sampai pejabat dipastikan pernah menyambangi warung sederhananya.
Soal harga? Sangat terjangkau. Harga mie kopyok Pak Dhuwur hanya Rp5.000 per porsi dan segelas minuman hanya berkisar Rp1.000 hingga Rp1.500. kalau Anda kebetulan bukan orang asli Semarang, warung ini boleh dicoba. Kalau Anda ingin membawa pulang makanan ini dalam bentuk bungkusan, jangan lupa krupuk karaknya yang dijual terpisah.
Sumber : agromedia