Kejahatan Komunikasi Dalam Pernikahan

Marriage / 23 December 2009

Kalangan Sendiri

Kejahatan Komunikasi Dalam Pernikahan

Lestari99 Official Writer
5043

KRITIK. Siapapun pasti memiliki keluhan mengenai apa yang tidak mereka setujui dari suami atau istri mereka. Tapi secepat Anda mengkritik pasangan, itulah saat Anda melakukan pelanggaran dan mengundang bahaya ke dalam pernikahan yang Anda bangun.

Beberapa keluhan seperti, "Aku capek terus-terusan mencuci piring, dan aku kecewa serta frustrasi setiap kali kamu meninggalkan piring kotor di atas meja atau hanya menaruhnya di wastafel", mungkin dapat dimengerti oleh pasangan dan  dapat mengubah perilakunya. Tapi, kritikan seperti, "Kamu itu memang egois dan pemalas! Bisa-bisanya kamu nonton TV sementara piring kotor masih menumpuk di wastafel! Apalagi alasan yang akan kamu katakan untuk tidak mencuci piring?!" adalah serangan langsung pada karakter pasangan Anda dan secara otomatis mereka pun akan mencoba membangun pertahanan, dan pada ahirnya kedua belah pihak hanya akan menderita kekalahan. Ketika kritik menjadi hal yang terjadi sehari-hari, maka sesungguhnya Anda sedang membuka jalan agar kejahatan memasuki pernikahan Anda dan pada akhirnya meruntuhkan pernikahan yang Anda bangun.

PENGHINAAN. Ini adalah kejahatan komunikasi yang kedua. Kejahatan jenis ini susah untuk disembunyikan. Ia dapat memasuki pernikahan Anda dan bermanifestasi dalam bentuk cemooh, ejekan, memutar mata dan kalimat pedas yang menggigit. Semua hal ini hanya mengirimkan satu pesan kepada pasangan Anda, yaitu penolakan. Dengan melakukan berbagai manifestasi di atas, yang sedang Anda sampaikan adalah Anda tidak peduli tentang perasaan, pendapat atau keyakinan pasangan Anda. Dan jika pasangan Anda yang bersikap seperti itu kepada Anda, kemungkinan Anda akan semakin membangun tembok pertahanan dan luka di hati Anda semakin dalam.

DEFENSIF adalah kejahatan komunikasi yang ketiga. Meskipun terlihat sepertinya Anda sedang membela diri sendiri, apa yang Anda lakukan sebenarnya adalah menyalahkan pasangan Anda. Anda melemparkan kesalahan pada pasangan Anda dan memberitahunya bahwa ia yang bermasalah, bukan Anda. Itulah yang terjadi ketika pasangan Anda dicap sebagai biang masalah, dan bukan menunjuk pada perilakunya. Segera setelah salah satu pasangan bersifat defensif, argumen pun akan terus meningkat, dan semakin banyak kritik serta penghinaan yang akan dilontarkan oleh kedua belah pihak.

Sekali ketiga hal ini dibiarkan tak terkontrol, kejahatan komunikasi keempat dan yang terakhir pun akan hadir dan dikenal dengan DIAM SERIBU BAHASA. Dinding pembatas komunikasi akan dibangun dan hubungan pun akan dipenuhi dengan keheningan. Ketika Anda terus mengumbar kemarahan, pasangan Anda pun pada akhirnya akan mengambil langkah diam seribu bahasa, tidak akan memberikan respon sama sekali, bahkan tidak akan memandang Anda atau menunjukkan sedikit tanda bahwa mereka dapat mendengar Anda. Jika Anda tidak mengerti juga, maka pasangan yang diam seribu bahasa akan meninggalkan ruangan, tidak akan memberikan perhatian sama sekali terhadap Anda yang terus mengomel. Diam seribu bahasa akan terjadi jika salah satu pasangan terus-menerus dibombardir dengan perkataan yang negatif sampai mereka tak dapat menanggungnya lagi - dan mereka pun ahirnya memutuskan bahwa bertahan dengan diam seribu bahasa menjadi satu-satunya cara agar membuat mereka tetap aman.

Sekali keempat bentuk kejahatan komunikasi ini menjadi hal yang permanen dari rumah tangga Anda, maka hubungan pernikahan Anda akan menjadi penjara dan dibutuhkan keseriusan tingkat tinggi untuk memperbaiki hal ini dan memerangi kejahatan komunikasi ini secara efektif.

Sumber : saidaonline
Halaman :
1

Ikuti Kami